Cerita Chef Yuli, dari Masak Buat Obama hingga Berlabuh ke Pulau Obi
Siapa sangka, masakan hotel bintang lima ada di salah satu pulau terpencil Indonesia, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Ialah Yuli Andrianto atau akrab disapa Chef Yuli. Pria berusia 53 tahun ini bekerja sebagai kepala koki (chief chef) di salah satu tambang nikel terbesar Indonesia.
Di pulau yang berjarak 2.378 km dari Jakarta, Chef Yuli memasak dan mengawasi katering makanan untuk sekitar 30 ribu pekerja perusahaan pengolahan nikel terintegrasi PT Tri Megah Bangun Persada (TBP) atau Harita Nickel.
Ia tidak pernah mengira akan menjadi 'buruh' yang merantau jauh ke Pulau Obi, yang nama daerahnya masih asing di telinga awam.
Setelah lulus dari akademi pariwisata, pria yang besar di daerah Tebet, Jakarta Selatan, ini melanglang buana sebagai anggota tim koki di sejumlah hotel berbintang di Jakarta mulai dari Hyatt hingga Shangri-La.
Tak heran, ia beberapa kali memasak untuk tokoh ternama. Saat bekerja di Hotel Shangri-la, misalnya, ia pernah memasak untuk mantan Presiden AS Barack Obama, yang pada 2010 lalu berkunjung ke Jakarta.
"Obama senang sekali dengan makanan Indonesia, nasi goreng, gado-gado dan sate," kenangnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di Pulau Obi, pada awal April lalu.
Kemudian, ia bersama tim juga pernah memasak untuk Susilo Bambang Yudhoyono saat masih menjadi orang nomor satu RI.
"SBY itu enggak suka strawberry," ujarnya.
Tak hanya itu, Chef Yuli juga sempat bekerja di salah satu hotel di Dubai, Madinat Jumeirah. Namun, lepas setahun, ia kembali ke Indonesia.
'Merantau' ke Pulau Obi
Lebih dari satu dekade menjadi koki di ibu kota, Yuli merasa stres. Sebab, waktunya habis di jalan. Bertemu anak pun jarang.
Di tengah kegalauannya, ia mendengar ada lowongan untuk menjadi koki di Harita Group. Ia pun tertarik dan melamar.
Beruntung, kelihaiannya dalam memasak membuat ia berhasil mendapat pekerjaan di grup konglomerat itu.
Pada 2012, ia pertama kali menjejakkan kaki di Pulau Obi. Saat itu, pulau itu sangat tertinggal. Perjalanan ke sana memakan waktu panjang. Ia harus naik pesawat dari Jakarta ke Ternate sekitar 4 jam, lalu naik kapal selama 9 jam ke Bacan, kemudian naik kapal lagi ke Pulau Obi sekitar 4 jam.
Fasilitas memasaknya pun terbatas. Ia yang sudah belasan tahun mendapat fasilitas memasak kelas hotel berbintang, harus memasak dengan kompor sumbu minyak tanah.
"Sekarang, sudah ada transportasi dan listrik. Sebelumnya, saya mengalami kompor minyak tanah setelah saya dari Shangri-La dan Dubai," ujarnya.
Lanjut ke halaman sebelah...