First Republic Bank bangkrut dan resmi disita oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada Senin (1/5) pagi, waktu Amerika Serikat (AS).
Kebangkrutan bank tersebut tak lepas dari nasabah kaya yang ramai-ramai menarik simpanannya.
Mengutip CNN Business, Selasa (2/5), gejolak perbankan di AS seperti kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) memicu kepanikan para deposan dan investor. Maklum, First Republic Bank memiliki kesamaan dengan SVB, yakni melayani deposan kaya raya atau nasabah elit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
First Republic bank melayani klien kaya dan memiliki cabang di Hollywood, Palm Beach, dan Greenwich, Connecticut.
"Para deposan ini sangat rentan terhadap pemicu. Mereka cerdik, mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan lain, dan mereka memiliki mekanisme untuk memindahkan uang dengan cepat," kata Patricia McCoy, seorang profesor hukum di Boston College.
Basis nasabah yang sangat fluktuatif itu menghadirkan risiko bagi investor.
Kabangkrutan First Republic tampak jelas saat bank tengah melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I 2023. Bank yang berbasis di California ini mengungkap telah kehilangan 40 persen simpanan atau sekitar US$100 miliar.
Terlebih, sekitar dua pertiga dari simpanan di First Republic tidak diasuransikan. Hal ini pun membuat saham First Republic Bank anjlok.
Saat ini, JPMorgan Chase & Co telah membeli sebagian besar aset First Republic Bank.
Dalam presentasi slide yang merinci kesepakatan itu, JPMorgan mengatakan setuju untuk mengakuisisi US$173 miliar pinjaman dan US$30 miliar sekuritas dari First Republic Bank.
Meski demikian, JPMorgan mengatakan tidak akan menanggung utang korporasi atau saham preferen First Republic.
JPMorgan mengatakan FDIC akan memberikan perjanjian pembagian pinjaman pada sebagian besar pinjaman yang diperoleh, termasuk cakupan kerugian 80 persen selama tujuh tahun untuk hipotek perumahan keluarga tunggal.
FDIC juga menyetujui cakupan kerugian 80 persen selama lima tahun untuk pinjaman komersial, termasuk real estat komersial.
Bagi JPMorgan, kesepakatan itu akan meningkatkan eksposurnya ke orang kaya Amerika.