Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklaim zakat telah berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Untuk 2022 saja misalnya, berdasarkan data yang ia terima dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), keberadaan dana zakat sudah berhasil mengangkat 463 orang mustahik, orang yang berhak menerima zakat, dari jurang kemiskinan.
"Dari jumlah tersebut, 194 ribu di antaranya merupakan orang miskin ekstrem," katanya saat peresemian pembukaan Asia Pacific Tax Forum ke-14 yang dilaksanakan Indef pada Rabu (3/5).
Ia menambahkan pencapaian manfaat dana zakat tersebut, memberikan kontribusi 1,76 persen terhadap pengentasan angka kemiskinan secara nasional per September 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan penurunan angka kemiskinan tersebut menunjukkan bahwa zakat mempunyai manfaat besar bagi ekonomi. Zakat katanya mampu menjadi stabilisator otomatis fiskal.
"Dana zakat akan dibelanjakan kepada kelompok miskin, sehingga konsumsi kelompok ini dapat terus berjalan tanpa terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi, sehingga membuat situasi menjadi lebih stabil," katanya.
Ma'ruf mengatakan karena besarnya manfaat tersebut, zakat mempunyai manfaat yang beririsan dengan pajak; mendistribusi kekayaan dari golongan masyarakat kaya ke kurang mampu.
Melihat besarnya potensi manfaat itulah ia mengatakan zakat masih perlu digali. Ia melihat masih banyak potensi zakat yang bisa digali.
"Saya menilai penting adanya kajian kebijakan dan rekomendasi konkret terkait relasi ideal antara zakat dan pajak ke depannya," katanya.