PDB Tumbuh 5,03 Persen, Ekonomi RI Dinilai Mulai Kehabisan Tenaga

CNN Indonesia
Minggu, 07 Mei 2023 11:00 WIB
Ekonom menilai ekonomi RI mulai kehabisan tenaga lantaran PDB di kuartal I 2023 cuma tumbuh 5,03 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi andalkan sektor domestik (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai PDB 5,03 persen pada kuartal I 2023 merupakan periode ekspansi kedelapan berturut-turut, di tengah peningkatan konsumsi rumah tangga yang lebih cepat dan peningkatan belanja pemerintah.

Hal ini, katanya, mengindikasikan pergeseran sumber pertumbuhan dari sektor eksternal (ekspor terkait komoditas) ke sektor domestik.

"Baik konsumsi rumah tangga maupun belanja pemerintah meningkat di kuartal I 2023, namun aktivitas investasi tetap tidak berubah," ucap Faisal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai konsumsi rumah tangga cukup tangguh meskipun inflasi relatif tinggi di kuartal I 2023 karena berhasil tumbuh sebesar 4,54 persen yoy. Angka ini lebih tinggi daripada capaian pada kuartal IV 2022, yakni 4,48 persen.

Faisal mengatakan pencabutan PPKM pada akhir tahun 2022, semakin mendorong mobilitas dan permintaan. Selain itu, Ramadhan juga berdampak positif pada pengeluaran.

Namun, ia melihat aktivitas ekspor maupun impor melemah, menyusul perlambatan aktivitas perdagangan global akibat prospek ekonomi global 2023 yang masih penuh ketidakpastian sehingga membebani permintaan global secara keseluruhan.

Pertumbuhan ekspor turun menjadi 11,68 persen yoy di kuartal I 2023. Angka ini lebih rendah dari capaian pada kuartal IV 2022 yang mencapai 14,93 persen. Sementara, impor turun menjadi 2,77 persen yoy. Angka ini anjlok jika dibandingkan kuartal IV 2023 yang mencapai 6,25 persen.

Meski demikian, Faisal memperkirakan perekonomian Indonesia akan tetap tangguh di 2023 meskipun pertumbuhan global lesu.

"Kami perkirakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik," kata dia.

Sementara kegiatan ekspor diperkirakan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global yang dipimpin oleh AS dan Eropa. Namun, pembukaan kembali ekonomi China dapat mendukung permintaan eksternal sampai taraf tertentu.

Faisal juga memprediksi konsumsi rumah tangga pada tahun ini ditopang oleh inflasi yang menurun berkat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga pangan.

"Pencabutan PPKM pada akhir 2022 juga meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat," tandasnya.

(mrh/pta)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER