RI Sempat Ribut dengan Inggris Cs soal Target Transisi Energi 2060
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia sempat adu urat syaraf dengan Inggris soal rencana transisi energi dan target net zero emissions (NZE). Inggris dkk mendesak target NZE di 2050 sementara Indonesia sanggupnya pada 2060.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana. Keributan ini mengacu pada KTT perubahan iklim (COP26) di Glasgow yang dihelat 2021 lalu.
"Kemarin kita di Glasgow agak sedikit berantem dengan negara lain, khususnya dengan tuan rumah Inggris, yang memaksa kita untuk up to 2050 sebagaimana negara-negara lain. Kalau prinsip kita, bersikeras, karena kemampuan kita sangat terbatas kemudian kita tambahkan dan sepakat dengan mereka up to 2060 or earlier," jelasnya di The Westin Jakarta, Selasa (9/5).
Lihat Juga : |
Rida menjelaskan hal tersebut yang pada akhirnya menjadi acuan alias peta jalan NZE 2060 di Indonesia. Hal tersebut juga ditawarkan ke beberapa pihak untuk berkontribusi mewujudkan transisi energi ini.
Ia berharap energi yang digunakan Indonesia ke depannya bisa lebih hijau. Selain itu, Rida berharap energi ke depan lebih andal, cukup bagi semua orang, dan terjangkau harganya.
Menurutnya, ada periodisasi yang disiapkan Pemerintah Indonesia dalam transisi energi. Rida menegaskan setiap periode dibagi ke dalam dua aspek, yakni hulu dan hilir.
Salah satu aspek hilir program transisi energi adalah pengenalan mobil listrik. Menurutnya, ini lebih menantang ketimbang program pensiun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara untuk beralih ke energi baru terbarukan (EBT).
"Kalau dari segi pembangkitan, mungkin kita bisa segera beralih ke EBT dengan program early retirement PLTU. Tapi untuk listrik, konversi Internal Combustion Engine (ICE) ke Electric Vehicle (EV) itu agak sedikit repot meski kita punya modal dasar dalam bentuk mineral yang lumayan komplit, seperti nikel, kobalt, mangan, kecuali litium sangat terbatas," jelasnya.
"Kita sudah memperkirakan, hitung-hitungan kira-kira yang dibutuhkan investasi US$1,1 miliar atau kalau dibagi dengan periodenya kurang lebih US$28,5 miliar per tahun. Gede, lumayan. Makanya kita mau buka pintu selebar-lebarnya agar investor, baik dalam dan luar negeri, berbondong-bondong masuk ke Indonesia," tandas Rida.
(skt/pta)