Harga Minyak Terseret Kekhawatiran Kenaikan Bunga Acuan AS
Harga minyak merosot lebih dari US$1 per barel pada Rabu (10/5), waktu Amerika Serikat (AS). Penurunan itu mengakhiri reli tiga hari sebelumnya setelah data ekonomi menunjukkan kemungkinan bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun U$1,03 atau 1,3 persen menjadi US$76,41 per barel. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar US$1,15, atau 1,6 persen menjadi US$72,56 per barel.
Kenaikan harga konsumen AS pada April lalu berpotensi meningkatkan kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi. Naiknya suku bunga global membebani harga minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan para pedagang khawatir tentang resesi.
"Harga minyak tertekan oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi terkait dengan krisis perbankan dan lemahnya kinerja musiman selama musim semi karena permintaan energi moderat," ujar CEO Infrastructure Capital Management Jay Hatfield.
Pekan lalu, Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3 juta barel pekan lalu karena pelepasan cadangan nasional dan penurunan ekspor.
Laporan pemerintah mengonfirmasi data industri yang dirilis Selasa malam yang telah melaporkan kenaikan tak terduga, yang membebani harga untuk sebagian besar sesi Rabu.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penarikan minyak mentah sebesar 900 ribu barel.
Peningkatan persediaan minyak mentah AS yang mengejutkan, bersama dengan impor minyak mentah yang lebih rendah dan pertumbuhan ekspor yang lebih lambat di China pada April lalu, memperburuk kekhawatiran tentang permintaan minyak global.
Namun, penurunan harga minyak mentah dibatasi oleh lonjakan permintaan bensin AS menjelang musim mengemudi musim panas.
EIA mencatat Persediaan bensin AS turun 3,2 juta barel minggu lalu, jauh lebih besar dari perkiraan penarikan 1,2 juta barel oleh para analis. Stok sulingan juga menurun.
"Kami memperkirakan harga minyak berkisar antara US$75-US$95 selama 2023 berdasarkan pasokan dan permintaan fundamental dan bahwa minyak akan naik saat kita memasuki musim mengemudi musim panas," terang Hatfield.