Harga Minyak Bergerak Tipis usai ECB Naikkan Bunga Acuan

CNN Indonesia
Jumat, 05 Mei 2023 08:31 WIB
Harga minyak bergerak tipis pada Kamis (4/5), waktu AS, dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral Eropa untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Harga minyak bergerak tipis pada Kamis (4/5), waktu AS, dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral Eropa untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak bergerak tipis pada Kamis (4/5), waktu Amerika Serikat (AS). Laju harga dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga,.

Dilansir Reuters, Jumat (5/5), harga Brent berjangka ditutup naik 17 sen, atau 0,24 persen menjadi US$72,50 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4 sen atau 0,06 persen menjadi US$68,56 per barel.

Pada awal perdagangan Kamis, harga WTI sempat turun ke sesi terendah US$63,64 per barel, terendah sejak Desember 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga minyak jatuh pekan ini setelah kekhawatiran tentang ekonomi AS dan tanda-tanda pertumbuhan manufaktur yang lemah di importir minyak terbesar dunia ,China. Harga juga anjlok lebih jauh setelah bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga kemarin.

Namun, sinyal Fed bahwa mereka mungkin menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk memberikan waktu kepada pejabat untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini membantu mendukung pasar.

ECB meningkatkan tiga suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin, kenaikan terkecil sejak bank sentral mulai menaikkannya sejak musim panas lalu. Bank sentral juga tetap membuka opsi untuk pergerakan di masa depan karena melawan inflasi zona euro yang sangat tinggi.

"Kemampuan minyak untuk pulih hari ini meskipun pasar saham secara signifikan lebih rendah membuktikan beberapa dukungan harga independen," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.

Awal Mei ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia mulai mengurangi produksi.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia mematuhi komitmen sukarela untuk memangkas produksi minyak sebesar 500 ribu barel per hari (bpd) dari Februari hingga akhir tahun.

"Apa yang kami lihat adalah kombinasi dari hambatan ekonomi dan skeptisisme bahwa pemotongan OPEC akan benar-benar terjadi," ujar Partner Again Capital LLC John Kilduff di New York.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER