ANALISIS

Menimbang Rugi Untung Peluang Bank Konvensional Kembali ke Aceh

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mei 2023 07:06 WIB
Pemerintah Aceh berencana membuka kembali peluang bank konvensional untuk beroperasi di provinsi Serambi Mekkah tersebut.
Pemerintah Aceh berencana membuka kembali peluang bank konvensional untuk beroperasi di provinsi Serambi Mekkah tersebut. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Sementara itu, Islamic Finance Lead Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fauziah Rizki Yuniarti menilai akan ada dampak positif jika bank konvensional kembali.

Menurutnya, akan ada dua keuntungan utama yang bisa didapatkan jika revisi qanun LKS dilakukan.

Pertama, dari sisi demand masyarakat punya pilihan menggunakan bank yang menyediakan produk dan jasa sesuai kebutuhan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, dari sisi supply membuat bank syariah belajar berkompetisi secara sehat dengan semaksimal mungkin menawarkan produk dan jasa terbaik hingga menonjolkan perbedaan signifikan antara produk serta jasa perbankan syariah dan perbankan konvensional.

"Bank syariah harus bisa bersaing. Kalau memang bank syariah redup setelah bank konvensional kembali hadir di Aceh, berarti bank syariah perlu mengevaluasi produk dan jasa yang ditawarkan saat ini, serta memetakan produk dan jasa seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh stakeholder, termasuk masyarakat di Aceh," tutur Fauziah.

Ia menegaskan bank syariah yang terus berbenah turut membuka peluang kembalinya dana pihak ketiga (DPK) yang sempat keluar dari Aceh. Namun, bank syariah harus rela berbagi 'kue' dengan bank konvensional.

Fauziah merinci pertumbuhan DPK perbankan syariah di Aceh memang sedikit, di mana hanya naik 0,28 persen secara year on year (yoy) per Februari 2023 lalu. Namun, kontribusi DPK perbankan syariah Aceh cukup stabil terhadap total DPK secara keseluruhan, menyentuh angka 6-7 persen sejak Januari 2022 hingga Februari 2023.

"Per Februari 2023, proporsi DPK perbankan syariah dari Aceh terhadap total DPK perbankan syariah (dalam dan luar negeri) adalah sebesar 6,33 persen. Menempati peringkat keempat setelah DKI Jakarta 45,16 persen, Jawa Barat 9,66 persen, dan Jawa Timur 7,01 persen," rincinya.

Tak jauh beda, Yusuf Wibisono dari IDEAS menyebut DPK bank syariah di Aceh sekitar 5 persen dari total DPK bank syariah nasional yang kini di kisaran Rp780 triliun. Ia menegaskan betapa krusialnya DPK tersebut terus dijaga bank syariah di Aceh agar momentum peningkatan market share perbankan syariah yang kini di kisaran 7 persen terus terjaga.

Di lain sisi, Ekonom IDEAS Shofie az Zahra berbagi pandangan hasil diskusi dengan rekannya selaku PNS di Aceh. Ia menyebut masyarakat Aceh selama ini memang masih menggunakan bank konvensional meski diberlakukan qanun LKS yang hanya mengizinkan perbankan syariah.

"Mobile banking saja. Mereka kalau mau ke teller harus ke provinsi lain. Terkait sanksi (menggunakan bank konvensional) ke individu katanya nggak ada. Makanya larangannya dari atas untuk bank konvensional gak beroperasi. Setidaknya aturan ini mendorong masyarakat buka rekening bank syariah," ujarnya.

Shofie menilai jika bank konvensional kembali ke Aceh, belum tentu ada migrasi besar-besaran. Ia beranggapan bank syariah bakal tetap digunakan dengan opsi membuat back up rekening di bank konvensional.

"Mungkin kalau konteksnya bukan Aceh, wilayah yang gak kuat Islamnya, transisi ke bank konvensional sangat besar. Tapi berhubung ini di Aceh dan mereka sejak dulu sudah menormalisasi dobel rekening, transisi ke konvensional ini mungkin gak sebesar di wilayah lainnya. Transisinya lebih ke dari BSI ke bank syariah lain," prediksi Shofie.

CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi dan Direktur Eksekutif Asbisindo Herbudhi S. Tomo terkait dampak langsung kepada bisnis di Aceh jika bank konvensional kembali. Namun, keduanya tidak memberikan tanggapan hingga berita ini tayang.



(skt/dzu)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER