Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap pencairan subsidi konservasi motor listrik kepada bengkel pelaksana jadi salah satu faktor rendahnya minat masyarakat.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani menyebut Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) membutuhkan waktu dua minggu untuk mencairkan insentif. Pihaknya meminta pembayaran bisa dipercepat menjadi seminggu dalam bentuk kredit.
"Ini lagi kami diskusikan, bank melihat profil lah ya," kata Sripeni saat diskusi FMB9ID, dikutip Antara, Senin (29/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dengan Himbara, Kementerian ESDM juga tengah menjajaki kerja sama dengan pihak leasing. Sripeni menegaskan ekosistem harus disiapkan terlebih dahulu agar masyarakat mau mengkonversikan kendaraan berbasis BBM-nya, termasuk juga menyiapkan secondary market untuk kendaraan listrik.
"Ekosistem ini penting. Sepeda motor biasa atau BBM konvensional sudah punya nih ekosistem, orang ingin tinggal datang ke leasing, udah bawa motor baru. Sekarang mereka mau beli motor baru itu mikir, ini nanti bisa dijual lagi nggak sih," ucap dia.
Kementerian ESDM mencatat per 15 Mei 2023 baru 193 orang yang mendaftarkan sepeda motornya untuk dikonversi dari motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik, sejak dibuka pada awal April 2023 lalu. Padahal, pemerintah menargetkan sebanyak 500 ribu motor dikonversi tahun ini.
Menurutnya, masyarakat yang tertarik untuk mengkonversikan motornya menjadi motor listrik, bisa langsung mendaftar melalui situs ebtke.esdm.go.id/konversi atau mendatangi bengkel motor konversi. Namun, persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah telah lulus cek fisik kendaraan di Samsat.
"Karena khawatir konversi ini dipakai untuk pemutihan motor yang curian-curian. Ke Samsat terlebih dahulu untuk menyatakan bahwa motornya bener kok, nomor rangkanya bener, enggak curian. Terus satu lagi pajaknya sudah lunas gitu ya," ungkapnya.