Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menaikkan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 13,4 persen menjadi Rp515,8 triliun dari sebelumnya diproyeksi Rp441,4 triliun di APBN 2023. Artinya, jika tercapai penerimaan PNBP akan melebihi 100 persen dari penyusunan awal.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan kenaikan target PNBP tersebut sejalan dengan harga komoditas mineral dan batu bara yang terus melonjak hingga saat ini. Sehingga sektor tersebut masih tetap menjadi andalan untuk penerimaan PNBP di tahun ini.
"Pada kuartal I ini bahkan sampai April dan Mei kita masih menikmati harga tinggi dari minerba. Jadi ini memang masih menjadi andalan kita dalam mengumpulkan PNBP," ujar Isa dalam media briefing, Rabu (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selain harga komoditas, Kementerian Keuangan juga mengandalkan penerimaan PNBP dari dividen yang disetorkan oleh seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Apalagi, saat ini penerimaan dividen telah melampaui target yang ditetapkan.
"Dividen BUMN target Rp49 triliun tapi sekarang saja sudah terkumpul Rp59 triliun. Jadi sudah lumayan lampaui target," jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyampaikan pihaknya sangat optimis penerimaan negara 2023 bakal kembali melampaui target seperti tahun lalu. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Badan Anggaran tentang postur outlook APBN 2023 pada Senin (10/7) kemarin.
Realisasi penerimaan negara diperkirakan bisa mencapai Rp2.637 triliun atau 107,1 persen hingga akhir tahun. Proyeksi ini tumbuh 7 persen dari yang ditarget pada APBN 2023.
Pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan pajak yang diperkirakan mencapai Rp1.818,2 triliun atau 105,8 persen dari target, penerimaan kepabeanan dan cukai Rp300 triliun atau 99 persen dari target, dan PNBP mencapai Rp515,8 atau 116,9 persen dari target.
Sejalan, belanja negara juga diperkirakan bakal melebihi target yang terdiri dari belanja K/L menjadi Rp1.085,5 triliun dan belanja nonK/L diperkirakan menjadi sebesar Rp1.212 triliun, serta transfer ke daerah diperkirakan mencapai Rp825,4 triliun lebih tinggi dari APBN Awal sebesar Rp814,7 triliun.