Menjadi seorang ibu rumah tangga bukan berarti Anda tak bisa produktif atau menghasilkan 'cuan' untuk penghasilan tambahan.
Justru, di masa kini, banyak sekali peluang ibu rumah tangga untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Mulai dari membuka usaha hingga menjadi dropshipper.
Lantas, hal-hal apa saja yang harus ibu rumah tangga perhatikan saat ingin membuka usaha? Berikut tipsnya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Bagi Mahasiswa yang Ingin Berbisnis Menggunakan Uang Saku |
Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan sebelum memutuskan akan membuka usaha apa, ibu rumah tangga perlu melakukan riset kecil-kecilan terkait apa yang dibutuhkan warga sekitar rumah.
"Jadi istilahnya 'Saya mau buka usaha menjual barang', OK perhatikan kira-kira barang apa yang laku dan banyak dicari di lingkungan mereka," kata Andi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (13/7).
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar usaha yang dibuat bisa relevan. Pasalnya, saat membuka usaha pasar pertama kita biasanya adalah orang-orang di lingkungan sekitar.
Selain itu, dengan mengenal kebiasaan masyarakat di lingkungan sekitar rumah, ibu rumah tangga bisa mengetahui metode jualan seperti apa yang cocok.
Misalnya, dengan membuka lapak atau menawarkan secara door to door.
Lihat Juga :![]() EDUKASI KEUANGAN Mengenal Untung Rugi Investasi Kripto |
Andi menuturkan modal juga penting saat membuka usaha. Perhitungan modal akan menentukan usaha apa yang cocok untuk digeluti.
Dengan modal yang besar, tentu beragam sektor usaha bisa diambil. Namun, jika modal yang ibu rumah tangga pas-pasan, tidak perlu khawatir.
Andi menyebut jika modal yang dimiliki terbatas, ibu rumah tangga bisa memilih opsi menjadi dropshipper terlebih dahulu.
"Misalnya 'saya modalnya terbatas, bagaimana caranya supaya seminim mungkin?', berarti kita jangan jual dengan cara stok barang, tapi bisa mulai dengan dropshipper," ucapnya.
Dropshipper adalah sebuah sistem yang memungkinkan Anda untuk menjual berbagai macam produk langsung dari produsen kepada konsumen tanpa harus menyimpan stok, mengemas, dan mengirim barangnya ke konsumen.
Di era digital seperti sekarang, ada banyak orang-orang yang gemar berbelanja secara daring atau online sehingga kesempatan menjadi seorang dropshipper juga terbuka luas.
Untuk menjadi seorang dropshipper, Anda biasanya harus mendaftar keanggotaan terlebih dulu ke produsen produk, kemudian baru bisa melakukan pemasaran produk ke konsumen.
Lihat Juga :![]() EDUKASI KEUANGAN Tips Bagi Mahasiswa yang Ingin Berbisnis Menggunakan Uang Saku |
Setelah melakukan riset di lingkungan rumah dan menghitung modal, ibu rumah tangga bisa memilih bidang usaha atau jualan apa yang akan diambil.
Menurut Andi beberapa usaha yang bisa diambil ibu rumah tangga seperti, jual pakaian, makanan, hingga kerajinan tangan.
Selain itu, bagi para ibu rumah tangga yang memiliki keterampilan khusus, mereka bisa memanfaatkannya untuk berjualan jasa.
Misalnya, membuka usaha jasa desain grafis, video editor, copywriter, voice over dan banyak lagi.
Sementara itu, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Budi Rahardjo menuturkan ibu rumah tangga bisa membuka usaha sesuai bidang yang ia sukai.
Menurutnya hal ini penting karena mereka tentu kana menjalaninya dengan senang hati dan paham terkait bidang tersebut.
"Sebenarnya yang paling penting dari usaha yang dilakukan adalah usaha yang dia memiliki keahliannya atau dia sukai, modalnya tidak terlalu besar dan waktunya dapat dilakukan di waktu senggangnya," tutur Budi.
Lihat Juga :![]() EDUKASI KEUANGAN Strategi Membeli Rumah Bagi Pekerja Single Bergaji Rp8 Juta |
Budi mengatakan pemahaman soal usaha yang digeluti ini penting. Oleh karena itu ia mengingatkan kembali agar mengambil usaha sesuai dengan bidang yang dikuasai dan disukai.
Salah satu hal kecil yang harus dipahami saat membuka usaha adalah pembukuan. Hal ini perlu dipelajari sambil berjalan agar arus keuangan dari usaha bisa diatur secara baik.
Selain itu, ibu rumah tangga juga bisa belajar soal alokasi keuangan. Dengan begitu, mereka bisa mengembangkan usahanya.
"Perlu juga meningkatkan keahlian bisnis dengan menyisihkan sebagian keuntungan usaha untuk mempelajari strategi pengelolaan keuangan dan bisnis, strategi pemasaran dan ilmu lainnya untuk inovasi usaha," ucap Budi.