Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan peran batu bara Indonesia dalam swasembada pangan China.
Arifin menyebut dulu China mengimpor banyak batu bara dari Indonesia karena kekurangan urea dan gas sintesa. Pada akhirnya, stok batu bara tersebut diproses China melalui gasifikasi.
"China karena dia dulu kurang urea, gasnya juga, kan dia impor banyak sama kita karena dipakai gasifikasi itu. Jadi, diproses batu bara itu ya dibikin gas sintesa untuk proses bikin pupuk. Makanya dia swasembada," ungkap Arifin di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (3/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Coba kita dengar China impor beras enggak? Sayur dan buah ekspor, segala macam buah China semua. Nah, itulah antara lain peran dari gas sintesa," sambung Arifin.
Oleh karena itu, Arifin menegaskan pentingnya gasifikasi batu bara Indonesia. Ia berharap bisa segera melakukan gasifikasi tersebut, terutama setelah mundurnya Air Products and Chemicals, Inc dari proyek di tanah air.
Perusahaan asal AS itu mulanya tergabung dalam konsorsium proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) bersama BUMN Indonesia, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero).
Proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan itu semula direncanakan mulai pada 2027. Proyek ini berpotensi mendatangkan investasi asing US$2,1 miliar alias setara Rp33 triliun (asumsi kurs Rp15.723 per dolar AS).