Desmond menilai belum terlihat situasi kondusif di dunia kripto. Selain karena pasar yang lesu, pelakunya juga hilang kepercayaan imbas berbagai kasus, seperti NFT, Luna, FTX, dan lain sebagainya.
Ia pun tegas tidak menyarankan kripto menjadi ajang investasi. Menurutnya, kripto adalah aset spekulasi yang hanya cocok untuk trading jangka pendek.
"Untuk mencari cuan di trading kripto tentu saja orangnya yang masuk harus menguasai skill trading, misalnya menguasai analisis teknikal. Selain itu, juga harus menguasai manajemen uang, manajemen risiko, dan psikologi trading," saran Desmond.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Modal yang digunakan untuk trading kripto harus berupa uang dingin, yaitu uang yang memang digunakan untuk keperluan trading. Bukan uang untuk keperluan lain, bukan juga uang panas, misalnya uang hasil utang," imbuhnya.
Desmond menyebut alokasi uang untuk trading kripto disesuaikan kemampuan pribadi seseorang. Catatannya, uang tersebut direlakan untuk hilang 100 persen karena sejatinya risiko dunia kripto adalah seluruh uang habis jika tidak hati-hati.
Sementara itu, Kepala Peneliti Center of Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mendengar cerita adanya penurunan aset investasi di pasar kripto. Semula ada transaksi Rp800 triliun di 2021, turun ke Rp300 triliun di 2022, hingga anjlok ke Rp60 triliun pada pertengahan tahun ini.
Nailul pun turut berduka cita atas korban pembunuhan mahasiswa UI. Ia pun memberi tiga rambu-rambu agar tak sembarang orang bermain kripto, apalagi berujung kriminal.
Pertama, investasi di kripto tergolong high risk high return. Ia menekankan kepada calon investor untuk melihat risikonya terlebih dahulu, baru berbicara potensi cuan.
Menurutnya, hal dasar sebelum berinvestasi adalah mengenali profil risiko pribadi. Jangan sampai profil risiko rendah malah berinvestasi di instrumen berisiko tinggi.
"Kedua, jangan menggunakan uang kebutuhan sehari-hari untuk berinvestasi, terlebih bagi orang yang masih punya tanggungan kontrakan dan lainnya. Gunakan uang yang memang sudah disisihkan untuk berinvestasi," tegas Nailul.
Ketiga, jangan gunakan uang pinjaman online untuk berinvestasi. Ia berpesan untuk menghindari pinjol, terlebih nilai aset kripto sangat volatile.
"Jangan sampai terjerat pinjol gegara aset investasinya merugi, sangat tidak disarankan. Keuntungan di aset kripto tidak setiap bulan, tapi pembayaran utang dan bunga pinjaman terus bertambah," tutupnya.