ANALISIS

Menanti APBN 2024, Rencana Keuangan Terakhir di Era Jokowi

CNN Indonesia
Rabu, 16 Agu 2023 07:29 WIB
Presiden Jokowi bakal menyampaikan RUU APBN 2024 ke DPR dan Pidato Nota Keuangan di Gedung DPR pada Rabu (16/8) ini.
Presiden Jokowi bakal menyampaikan RUU APBN 2024 ke DPR dan Pidato Nota Keuangan di Gedung DPR pada Rabu (16/8) ini. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menyampaikan RUU APBN 2024 ke DPR dan Pidato Nota Keuangan di Gedung DPR pada Rabu (16/8) ini. APBN 2024 ini adalah rencana keuangan terakhir Jokowi di masa pemerintahannya.

Pada APBN 2023, pemerintah menyatakan prioritas utama anggaran adalah untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan persiapan pemilihan umum (pemilu).

Selain itu APBN 2023 juga difokuskan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur prioritas, reformasi birokrasi, revitalisasi industri, serta pembangunan dan pengembangan ekonomi hijau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Defisit APBN 2023 juga diproyeksikan di angka Rp598,2 triliun atau 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Adapun pemerintah mematok pendapatan sebesar Rp2.463 triliun. Sementara, untuk belanja negara sebesar Rp3.061 triliun.

Realisasinya, per akhir Juli 2023, APBN surplus Rp153,5 triliun atau 0,72 persen dari PDB. Dari sisi keseimbangan primer juga surplus Rp394,5 triliun.

Keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi anggaran belanja negara, di luar pembayaran bunga utang. Surplus APBN per Juli 2023 ini bersumber dari pendapatan negara yang tembus Rp1.614,8 triliun.

Pendapatan tercatat tumbuh 4,1 persen secara tahunan (yoy) dan menyentuh 65,6 persen dari target APBN 2023. Dari sisi belanja negara angkanya juga ikut tumbuh 1,2 persen yoy menjadi Rp1.461,2 triliun.

Selain menjadi yang terakhir di masa pemerintahan Jokowi, APBN 2024 tentunya harus diperhitungkan dengan matang. Maklum, beberapa target kepala negara masih belum tercapai.

Catatan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, ada beberapa target Jokowi yang belum tercapai seperti pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Jokowi mematok ekonomi tumbuh 6,2 persen-6,5 persen. Namun, realisasi 2022 baru di angka 5,31 persen.

Kemudian, tingkat kemiskinan yang ingin ditekan hingga 6 persen sampai 7 persen. Sayangnya, realisasi tahun lalu baru di angka 9,57 persen.

Lalu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang dipatok bisa di angka 3,6 persen hingga 4,3 persen. Sementara itu, capaian 2022 masih tinggi menyentuh 5,86 persen.

Selanjutnya, rasio gini yang ditargetkan menyentuh 0,374. Sedangkan tahun lalu masih di angka 0,381.

Lantas, akan seperti apa APBN 2024 dirancang, agar sektor-sektor yang menjadi perhatian di akhir masa jabatan Jokowi tercapai? Atau supaya ia meninggalkan kenangan manis?

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita yakin Jokowi tidak akan merubah platform dan fatsun keuangan pemerintahannya untuk 2024. Apalagi ini APBN terakhirnya.

"Maka fokus Jokowi akan diarahkannya untuk mematangkan legasinya, yakni infrastruktur dan hilirisasi," kata Ronny kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/8).

APBN tetap dikerahkan untuk pembiayaan subsidi dan penambahan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), LRT, IKN, Pelabuhan-pelabuhan, serta airport.

Lalu pembiayaan membangun jalan-jalan tol, untuk memudahkan investasi hilirisasi SDA, hingga investasi pembentuk ekosistem kendaraan listrik.

Menurut Ronny, sudah tidak ada lagi waktu bagi Jokowi untuk bicara target-target yang pernah dia janjikan. Sebab, target itu tidak akan mungkin tercapai.

Oleh karena itu, Jokowi juga tidak punya waktu untuk banting setir ke prioritas lain. Plus minus setahun tidak akan cukup untuk hal-hal baru.

"Jadi di APBN terakhir ini, Jokowi akan memastikan program-program andalannya selesai atau mempunyai pijakan kuat agar tidak mudah dibatalkan oleh siapapun presiden terpilih nanti," imbuh Ronny.

Seperti IKN, Ronny yakin Jokowi akan meminta anggaran tambahan yang besar agar realisasi investasi pemerintah di sana menjadi besar. Sehingga, IKN akan terlalu sayang untuk dibatalkan presiden selanjutnya.

Tahun ini pemerintah menggelontorkan Rp23 triliun dari APBN untuk pembangunan IKN. Adapun pemerintah butuh suntikan dana sekitar Rp466 triliun-Rp486 triliun hingga 2045 mendatang untuk merealisasikan ibu kota baru tersebut.



Infrastruktur dan hilirisasi masih terus digenjot

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER