Jokowi Guyur Orang Miskin Rp3.212 T Sejak 2015
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah mengalokasikan dana perlindungan sosial (perlinsos) sebesar Rp 3.212 triliun dari 2015 hingga 2023.
Anggaran itu untuk sejumlah program seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) , Program Keluarga Harapan (PKH), dan Kartu Sembako.
"Serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya, serta re-skilling dan up-skilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Pra-Kerja," kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR di Jakarta, Rabu (16/8).
Lihat Juga :SIDANG TAHUNAN MPR 2023 Isi Pidato Jokowi soal Ekonomi RI di Sidang Tahunan MPR 2023 |
Jokowi mengatakan program itu bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang lebih unggul. Namun di saat yang bersamaan lapangan kerja juga harus tersedia sebesar-besarnya sehingga bisa menghasilkan produktivitas nasional.
Maka dari itu, kata Jokowi, perlu dikembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan hilirisasi.
"Sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window opportunity kita untuk meraih kemajuan karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan kalau hilirisasi dilakukan terus, ia percaya diri Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia.
Lihat Juga :SIDANG TAHUNAN MPR 2023 Jokowi Akui Larangan Ekspor Pahit Bagi Eksportir |
Berdasarkan perhitungan yang ia miliki, dalam 10 tahun ke depan, pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai Rp153 juta atau US$10.900.
Dalam 15 tahun ke depan katanya, pendapatan per kapita Indonesia akan capai Rp217 juta atau US$15.800.
Jokowi menambahkan pendapatan per kapita itu juga berpotensi melesat jadi Rp331 juta atau US$25 ribu dalam 22 tahun ke depan. Itu naik empat kali lipat lebih jika dibandingkan dengan 2022 kemarin yang masih Rp71 juta.
Ia mengatakan kepercayaan diri itu selain didasarkan pada hilirisasi juga pada pembangunan infrastruktur yang dilakukannya selama 10 tahun memerintah Indonesia. Menurutnya, pembangunan infrastruktur itu akan menaikkan daya saing ekonomi Indonesia.
Jokowi mengatakan kenaikan daya saing itu sudah terjadi saat ini. Kenaikan itu ia dasarkan pada data International Institute for Management Development (IMD).
Ia mengatakan data IMD menunjukkan daya saing RI di 2022 naik dari ranking 44 menjadi 34.
"Ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia," katanya.
"Fondasi untuk menggapai itu semua sudah kita mulai, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing kita," katanya.