Pemerintah Siapkan Subsidi Energi Rp185,9 T pada RAPBN 2024

CNN Indonesia
Jumat, 18 Agu 2023 19:31 WIB
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp185,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp185,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024. Ilustrasi. (ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp185,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024. Anggaran itu naik dari outlook 2023 sebesar 185,4 triliun.

Anggaran subsidi energi 2024 terdiri atas subsidi jenis BBM tertentu sebesar Rp25,7 triliun, subsidi LPG tabung 3 kg sebesar Rp84,3 triliun, dan subsidi listrik sebesar Rp75,8 triliun.

"Dalam RAPBN tahun anggaran 2024 tersebut, masih dialokasikan belanja subsidi LPG tabung 3 kg dan subsidi listrik rumah tangga berbasis komoditas," bunyi buku II Nota Keuangan, dikutip Jumat (18/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika ditotal, anggaran subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg dalam RAPBN 2024 direncanakan sebesar Rp110 triliun atau lebih rendah 3,9 persen dibandingkan dengan outlook 2023 sebesar Rp114,4 triliun.

Subsidi diarahkan untuk beberapa hal. Pertama, melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk minyak solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah.

Kedua, melanjutkan roadmap registrasi konsumen pengguna BBM. Ketiga, melanjutkan upaya transformasi subsidi LPG tabung 3 kg menjadi berbasis orang dan terintegrasi dengan data penerima manfaat yang akurat.

Perhitungan anggaran subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg tahun 2024 tersebut menggunakan sejumlah asumsi dan parameter, yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan ICP, subsidi terbatas minyak solar sebesar Rp1.000 per liter.

Kemudian volume BBM jenis solar sebesar 19,0 juta kilo liter dan minyak tanah sebesar 0,58 juta kilo liter, serta volume LPG tabung 3 kg sebesar 8,03 juta metrik ton.

Sementara, subsidi listrik naik 7 persen ke Rp75,83 triliun dari outlook 2023 sebesar Rp70,9 triliun.

Peningkatan alokasi disebabkan peningkatan volume listrik bersubsidi dan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik.

"Adapun penyebab kenaikan BPP sebagaimana dimaksud antara lain kenaikan fuel mix BBM dan peningkatan pemakaian bahan bakar biomassa untuk cofiring PLTU," bunyi Nota Keuangan.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER