Kemenkeu Sebut Dana Suntik Mati PLTU Batu Bara Capai Rp7,6 T
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan Indonesia telah mengumpulkan dana investasi sebesar US$500 juta atau Rp7,6 triliun (kurs Rp15.320) di bawah skema Energy Transition Mechanism (ETM).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan dalam jangka pendek, dana itu akan digunakan untuk mempensiunkan dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU batu bara di Indonesia.
"Ini akan dimanfaatkan hingga tambahan US$4 miliar oleh Bank Dunia, ADB (Asian Development Bank) dan lainnya termasuk pemerintah Indonesia," kata Febrio dalam Seminar Workshop on Energy Transition Mechanism (ETM) Implementation, dikutip dari detikcom, Rabu (23/8).
Febrio mengatakan pada tahap awal, ada sekitar 1,5 gigawatt (GW) PLTU batu bara yang akan dipensiunkan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ada sejumlah tantangan yang dialami Indonesia dalam memensiunkan dini PLTU bata bara.
Pertama, sektor swasta memiliki kendala untuk bisa berpartisipasi karena berkaitan dengan taxonomy perpajakan.
Tantangan kedua, menyangkut cost of borrowing yang terhitung masih tinggi.
"Selain itu, investasi dalam infrastruktur untuk mendistribusikan energi juga perlu menjadi perhatian," kata Sri Mulyani melalui akun instagramnya @smindrawati, Jumat (23/6).
Lihat Juga : |
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mengungkapkan ada 33 unit PLTU batu bara yang akan dilakukan pensiun dini (early retirement). Total semuanya berkapasitas 16,8 GW.
"Kami akan menerapkan rencana pensiun dini untuk PLTU batu bara setidaknya 33 unit dengan total kapasitas 16,8 GW," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam Grand Launching Indonesia's Energy Transition Mechanism di Movenpick Hotel, Jimbaran, Bali, Senin (14/11/2022).
Hal ini untuk memenuhi komitmen Indonesia mencapai target netral karbon (net zero emission/NZE) di 2060 atau lebih cepat. Target pengurangan emisi karbon pun telah ditingkatkan dari 29% atau setara 835 juta ton CO2 menjadi 32% atau setara 912 juta ton CO2 pada 2030.
baca selengkapnya di sini.
(fby/rds)