Harga minyak mentah dunia melanjutkan kenaikannya pada Rabu (30/8) setelah data industri menunjukkan penurunan besar persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), konsumen bahan bakar terbesar di dunia.
Selain itu, investor juga khawatir mengenai badai di Teluk Meksiko yang bisa mengganggu pasokan.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk Oktober naik 17 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$85,66 per barel pada pukul 01.33 GMT. Kontrak Oktober berakhir pada Kamis dan kontrak November yang lebih aktif berada pada US$85,08 per barel, naik 17 sen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS sebesar 24 sen, atau 0,3 persen, menjadi US$81,40, mencatat kenaikan sesi kelima.
Kedua minyak acuan tersebut menguat lebih dari satu dolar per barel pada Selasa kemarin menyusul pelemahan dolar AS setelah prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut mereda menyusul pelemahan data pekerjaan AS.
Pelemahan greenback membuat minyak dalam mata uang dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan.
Sementara itu ,stok minyak mentah AS turun sekitar 11,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada Selasa kemarin. Analis yang disurvei oleh Reuters sebelum data tersebut memperkirakan penurunan rata-rata sebesar 3,3 juta barel.
Lihat Juga : |
Analis Fujitomi Securities Co Ltd Toshitaka Tazawa menilai penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan merupakan hal positif bagi pasar minyak karena menunjukkan permintaan yang kuat.
Pada saat yang sama, investor membeli kontrak berjangka di tengah kekhawatiran seputar Badai Idalia, yang melanda Teluk Meksiko di sebelah timur lokasi produksi minyak dan gas alam utama AS.
"Kekhawatiran terhadap Badai Idalia mendorong pembelian baru," kata Tazawa.
Menurut Badan Informasi Energi (EIA) AS, wilayah lepas pantai Teluk Meksiko menyumbang sekitar 15 persen produksi minyak AS dan sekitar 5 persen produksi gas alam.
Perusahaan minyak Chevron Corp (CVX.N) mengevakuasi beberapa stafnya dari wilayah tersebut, tetapi produksi tetap berlanjut di lokasi operasinya di Teluk Meksiko.
Sementara stok minyak mentah berkurang, data API menunjukkan persediaan bensin meningkat sekitar 1,4 juta barel dan bahan bakar sulingan, termasuk solar dan bahan bakar jet, meningkat sekitar 2,5 juta barel.