DPR Duga Beda Alokasi dan Realisasi Jadi Penyebab Pupuk Subsidi Langka

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2023 21:55 WIB
DPR menyoroti beda alokasi dan realisasi kontrak pupuk subsidi antara Kementan dan PT Pupuk Indonesia yang dianggap jadi penyebab kelangkaannya.
Ilustrasi. DPR menyoroti beda alokasi dan realisasi kontrak pupuk subsidi antara Kementan dan PT Pupuk Indonesia yang dianggap jadi penyebab kelangkaannya. (Fahrul Jayadiputra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi IV DPR menyoroti perbedaan alokasi dan realisasi kontrak pupuk subsidi antara Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia. Ia menduga kondisi itu menjadi penyebab kelangkaan pupuk subsidi.

"Kita semua tahu dari presiden sampai seluruh jajaran termasuk anggota DPR, DPRD Kotamadya, DPRD provinsi setiap turun ke bawah pasti ditanyakan masalah pupuk, kelangkaan pupuk," kata Sudin dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (30/8).

Sudin mengatakan Kementan mengalokasikan pupuk subsidi sebanyak 7,85 juta ton pada 2023. Namun, dalam kontrak Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dengan Pupuk Indonesia, realisasinya hanya 6,68 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini ada selisih kurang lebih 1,17 juta ton. Mau diapakan? Apa di-pending atau dijual non subsidi? Atau apa? Jangan digantung masalah ini," tegas Sudan.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan realisasi kontrak subsidi pupuk subsidi memang hanya 6,68 juta ton dan alokasi 7,65 juta ton.

Menurutnya, masalah terletak pada anggaran Kementan untuk pupuk subsidi sebesar Rp25 triliun yang cukup hanya untuk 6,68 juta ton.

"Karena kondisi anggaran kita cuma Rp25 triliun mampunya segitu untuk harga pokok penjualan (HPP) pupuk subsidi," kata Ali.

Maka dari itu, Kementan meminta tambahan anggaran pupuk subsidi ke Kementerian Keuangan. Dengan begitu, alokasi 7,65 juta ton pupuk subsidi diharapkan bisa terpenuhi.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada kesimpulan dari Kementerian Keuangan," kata Ali.

[Gambas:Video CNN]



(fby/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER