Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.294 per dolar AS pada Rabu (6/9) sore. Mata uang Garuda melemah 24,5 poin atau minus 0,16 persen dari perdagangan sebelumnya.
Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah menguat ke posisi Rp15.307 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau berada di zona merah. Tercatat peso Filipina melemah 0,15 persen, dolar Singapura minus 0,07 persen, dan rupee India minus 0,13 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, ringgit Malaysia melemah 0,22 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dan yuan China minus 0,07 persen. Sedangkan, won Korea Selatan stagnan.
Senada, mayoritas mata uang negara maju bergerak melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,06 persen, franc Swiss minus 0,05 persen, dan dolar Kanada minus 0,11 persen.
Sementara, Euro Eropa menguat 0,1 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang regional pada umumnya melemah di tengah sentimen risk off di pasar.
Risk off itu dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi di China. Selain itu, harga minyak yang tinggi juga semakin menambah kekhawatiran akan recovery pada ekonomi global.
"Rupiah diperkirakan masih akan melemah, dolar AS diperkirakan masih akan melanjutkan trend penguatan," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Ia menambahkan bahwa investor juga bakal mengantisipasi sikap hawkish dari pejabat-pejabat bank sentral AS (The Fed) yang akan memberikan pernyataan pekan ini.