Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berada di Spanyol untuk membahas kerja sama di sektor pertanian saat rumah dinasnya sedang digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Pertanian pada Sabtu (30/9), Syahrul mengusulkan ke Menteri Pertanian dan Perikanan Spanyol Luis Planas Puchades untuk membuat MoU dalam bentuk Joint Taskforce untuk memajukan sektor pertanian kedua negara.
Menurutnya, ada banyak aspek yang bisa dikerjasamakan antara Indonesia dan Spanyol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk dukungan Luis Planas dalam menghadapi ancaman krisis global yang diakibatkan oleh perubahan iklim, tekanan geopolitik global serta pemulihan ekonomi pasca pandemi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Syahrul juga menyampaikan kebijakan hilirisasi yang digalakkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Ia menyampaikan Jokowi terus mendorong hilirisasi produk turunan bermutu agar bisa bersaing di pasar domestik maupun internasional.
"Karena itu, kami terus berkolaborasi dengan asosiasi bisnis maupun korporasi swasta. Bulan lalu, kami bekerjasama dengan Pemerintah Denmark untuk menguatkan produksi susu dan keju organik. Sementara di hortikultura, kami mendorong pengembangan dan komersialisasi produk herbal dari hulu ke hilir," katanya.
Sementara itu, rumah dinas Syahrul di Jalan Widya Chandra V Nomor 28, Jakarta Selatan digeledah KPK sejak Kamis (28/9) sore. KPK menemukan uang total senilai Rp30 miliar saat menggeledah rumah dinas Syahrul.
Uang puluhan miliar itu dibawa penyidik lembaga antirasuah untuk kepentingan proses penyidikan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian yang menyeret nama Syahrul Limpo.
"Total uangnya Rp30 miliar," kata salah satu sumber CNNIndonesia.com di KPK, Jumat (29/9) malam.
Sumber itu menyatakan uang tersebut diduga berasal dari para kepala dinas pertanian berbagai pemerintah daerah untuk promosi dan mutasi jabatan.
Menurutnya, para kepala dinas itu butuh rekomendasi agar mendapat persetujuan dari gubernur ataupun bupati dan wali kota.
"Sedang didalami dugaan penerimaan uang lain," ujarnya.
(asa/asa)