Banjaran membagi pihak-pihak yang bakal diuntungkan dan dirugikan dalam pelemahan rupiah ini.
Banjaran mengatakan eksportir akan mendulang cuan dari rapuhnya mata uang Garuda. Dengan kondisi seperti ini, harga barang ekspor menjadi relatif lebih murah bagi masyarat di negara tujuan ekspor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga yang lebih kompetitif ini berpotensi mendorong permintaan barang ekspor. Pada akhirnya, eksportir akan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Di lain sisi, importir akan meringis. Pelemahan rupiah akan menimbulkan imported inflation yang dapat meningkatkan inflasi secara umum dan berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.
Tak cuma importir dan masyarakat umum yang akan gigit jari, pemerintah juga bakal dibuat pusing dengan pelemahan rupiah.
"Berdasarkan sensitivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terhadap asumsi makro, setiap pelemahan rupiah Rp100 rupiah per dolar AS dibandingkan dari asumsi APBN, berpotensi meningkatkan defisit APBN Rp3,1 triliun, antara lain akibat penambahan biaya subsidi bahan bakar minyak (BBM)," tutupnya.