Harga minyak naik lebih dari US$2 per barel pada Kamis (2/11 mematahkan pelemahan yang terjadi selama tiga hari beruntun.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$2,22 atau 2,6 persen menjadi US$86,85 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik US$2,23 atau 2,8 persen ke US$82,67 per barel.
Analis menyebut lonjakan terjadi karena perubahan selera pasar imbas langkah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengambil kebijakan moneter di AS kesulitan mencapai kesepakatan untuk menentukan apakah kondisi keuangan di Negeri Paman Sam sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi dan apakah perekonomian sudah melampaui ekspektasi atau belum dalam pertemuan dua hari pada minggu ini.
Pada akhirnya, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50 persen.
Investor minyak mengikuti dengan cermat keputusan The Fed karena khawatir kenaikan suku bunga yang agresif dapat memperlambat perekonomian dan mengurangi permintaan energi.
Keputusan kemarin akhirnya mengobati kekhawatiran mereka sehingga harga minyak melesat.
Phil Flynn, analis di Price Futures Group menyebut keputusan itu memberi kabar baik kepada harga minyak.
"Jika The Fed membatalkan kebijakan tersebut, harga minyak pasti menguat," katanya.
Selain itu, minyak juga mendapatkan angin segar dari Arab Saudi yang diyakini kembali memperpanjang pengurangan produksi sebesar 1 juta barel per hari hingga Desember.
Minyak juga mendapatkan topangan dari konflik yang terjadi antara Israel dengan Hamas.