Calon presiden Anies Baswedan mengkritik lonjakan anggaran infrastruktur yang terjadi belakangan ini. Ia mengatakan peningkatan infrastruktur tidak disertai dengan peningkatan kualitas pelayanan.
Menurutnya, biaya investasi tinggi tercermin dalam incremental capital output ratio (ICOR).
Ia menjelaskan pada 2014 anggaran infrastruktur mencapai Rp178 triliun, lalu pada 2022 melesat menjadi Rp366 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini (anggaran) meningkat dua kali lipat. Sementara di sisi lain incremental capital output ratio (ICOR), yang harusnya menurun malah angkanya meningkat dari 4,2 menjadi 7,3. Artinya tingkat efisiensi kita turun," tuturnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (8/11).
Selain itu, Anies menilai tingginya anggaran infrastruktur juga tak sejalan dengan performa logistik.
Anies juga menyinggung soal indeks performa logistik yang mengalami stagnansi alias tidak berubah.
"Bila kita lihat lebih jauh prosentase kemantapan jalan kabupaten/kota juga mengalami stagnansi dalam 8 tahun terakhir ini," ungkapnya.
(pta/agt)