Harga minyak merambat naik Jumat (10/11) ini, dipicu pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell.
Bos The Fed itu memberi sinyal bakal kembali mengerek suku bunga acuan.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 0,6 persen ke US$80,01 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,5 persen ke US$75,74 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamis (9/11) kemarin, Powell mengindikasikan kemungkinan menaikkan suku bunga di masa depan mengguncang harapan pasar saham dan minyak mentah.
Di sisi lain, kekhawatiran pasar soal gangguan pasokan minyak di Timur Tengah juga mulai mereda.
"Di awal perang Israel-Hamas memang memicu volatilitas dan membawa risiko tambahan, namun hal itu tidak mempengaruhi fundamental pasar minyak," kata wakil presiden dan kepala penelitian pasar minyak di S&P Global Commodity Insights Jim Burkhard.
Sebelumnya, harga minyak merosot terus. Minyak Brent susut hampir $20 per barel dari harga tertingginya pada September. Pemicunya adalah melemahnya permintaan minyak di AS.
Pemicu lain data ekonomi China yang menunjukkan pemerintah kesulitan mengendalikan disinflasi. Akibatnya, pasar meragukan pemulihan ekonomi yang memuaskan di negara importir minyak terbesar itu.