Demo Berdarah Buruh Bangladesh Ancam Produksi H&M hingga Zara

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Nov 2023 08:20 WIB
Dewan pengupahan di Bangladesh memutuskan pada Selasa (7/11) kenaikan gaji buruh dari US$95 per bulan atau setara Rp1,4 juta.
Demo berdarah buruh di Bangladesh sudah berlangsung sejak 2 minggu. (AFP/Munir Uz Zaman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Demo berdarah buruh garmen di Bangladesh berpotensi mengganggu produksi merek kenamaan, seperti H&M hingga Zara.

Sudah berlangsung sejak dua minggu, setidaknya ada tiga pekerja garmen tewas dalam bentrok ribuan buruh dengan aparat. Mereka menolak keputusan upah yang dianggap tak layak.

Mengutip CNN, dewan pengupahan di Bangladesh memutuskan pada Selasa (7/11) kenaikan gaji buruh dari US$95 per bulan atau setara Rp1,4 juta (asumsi kurs Rp15.679 per dolar AS) ke US$113 alias Rp1,7 juta per bulan. Namun, para buruh menolak karena nominal tersebut dianggap tak setara dengan lonjakan inflasi selama lima tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buruh garmen di Bangladesh sekarang mendapatkan US$95 per bulan (Rp1,4 juta) usai memproduksi pakaian untuk merek-merek besar, seperti H&M, Zara, dan Levi's. Para pekerja menuntut upah sebesar US$208 per bulan (Rp3,2 juta)," tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (10/11).

Para perusahaan kenamaan pun ketar-ketir produksinya terancam. Ada 18 merek, termasuk H&M, Levi's, Gap, Puma, dan Abercrombie & Fitch bersurat kepada perdana menteri Bangladesh agar negosiasi upah berjalan damai dan menghasilkan nominal gaji baru yang mencukupi kebutuhan buruh.

Beberapa merek global, seperti H&M memang tak punya pabrik di Bangladesh. Akan tetapi, mereka meneken kontrak dengan pemilik pabrik lokal terkait pasokan, fasilitas, hingga tenaga kerja.

Mengutip AFP, polisi Bangladesh menyebut demonstrasi pecah di kota-kota, seperti Gazipur dan Ashulia. Setidaknya ada 10 ribu buruh berdemo di pabrik dan sepanjang jalan untuk menolak kenaikan gaji yang dinilai terlampau kecil.

Ada 4 juta buruh pabrik di Bangladesh yang selama ini bermasalah dengan gaji mereka, terutama pekerja wanita. Padahal, 3.500 pabrik garmen di negara ini menyumbang 85 persen dari US$55 miliar atau sekitar Rp863 triliun pendapatan setiap tahun.

(skt/wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER