Apa yang Terjadi Jika Negara-negara Arab Embargo Minyak ke Israel-AS?

CNN Indonesia
Selasa, 14 Nov 2023 19:00 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengusulkan negara-negara Arab dan mayoritas Muslim mengembargo minyak ke Israel. Jika terealisasi, apa dampaknya?
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengusulkan negara-negara Arab dan mayoritas Muslim mengembargo minyak ke Israel. Ilustrasi. (iStock/ozgurdonmaz).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengusulkan negara-negara Arab dan mayoritas Muslim mengembargo minyak ke Israel.

Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Riyadh pada Sabtu (11/11), Raisi meminta negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi minyak dan barang terhadap Israel.

Hal itu diusulkan sebagai salah satu upaya untuk menghentikan agresi Negeri Zionis di Jalur Gaza, Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada cara lain selain melawan Israel, kami mendukung Hamas atas perlawanannya terhadap Israel," kata Raisi dalam pidatonya, seperti dikutip Iran International, Sabtu (11/11).

Namun, permintaan Raisi ini ditolak mentah-mentah oleh sejumlah negara yang hadir, mulai dari Mesir, Qatar, hingga Yordania.

Lantas, seperti apa jika negara-negara Arab sepakat mengembargo minyak ke Israel?

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development INDEF Abra Talattov mengatakan jika negara-negara Arab sepakat mengembargo minyak ke Israel, efeknya akan menjalar ke negara lain.

Terlebih, jika embargo itu juga menyasar Amerika Serikat (AS). Abra mengatakan embargo dapat mengerek harga minyak mentah.

"Dalam jangka pendek akan ada kenaikan harga minyak mentah. Itu kan ditanggung negara-negara di dunia, termasuk negara OKI," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/11).

Abra juga menuturkan kenaikan harga minyak bisa berbuntut pada kenaikan harga barang turunan industri manufaktur. Maklum, industri manufaktur menggunakan minyak sebagai sumber energi.

Setelah itu, kenaikan harga juga bisa terjadi pada komoditas pangan.

Jika berkaca pada sejarah, kata Abra, negara-negara Arab anggota OPEC pernah melakukan embargo ke AS karena membantu militer Israel pada 1973.

Embargo Arab juga meluas ke negara lainnya, seperti Belanda, Portugal, dan Afrika Selatan yang turut membantu Israel.

Kebijakan embargo melarang ekspor minyak bumi ke negara-negara sasaran. Hal ini membawa pukulan besar berupa krisis energi dunia dan melonjaknya harga karena gangguan pasokan minyak.

Abra mengatakan embargo saat itu berhasil memangkas pasokan minyak global sebanyak 6 juta hingga 8 juta barel per hari. Selain itu, harga minyak mentah pun melonjak hingga 75 persen.

"Risiko itu besar kemungkinan terulang," kata Abra.

Setali tiga uang, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan embargo minyak bisa membuat harga komoditas itu melambung.

"Embargo biasanya barangnya kan kurang. Kemudian mereka (Israel dan AS) akan mencari di Spot Market. Kalau di Spot Market permintaan banyak, otomatis menaikkan harga," katanya.

Komaidi juga menilai yang paling parah terdampak dari embargo adalah Israel, dibanding AS. Pasalnya, produksi minyak AS saat ini sudah cukup besar.

Ia bahkan mengklaim produksi AS sudah hampir setara Arab Saudi secara volume. Komaidi pun mengamini embargo 1973 memang sangat memukul AS.

Pasalnya, saat itu Arab Saudi masih menjadi sumber utama suplai minyak Negeri Paman Sam.

"Kalau sekarang sudah enggak kaya dulu karena konsumsi dan produksinya relatif seimbang," kata dia.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER