TAIPAN

Faisal Bin Qassim Al Thani, Raja Hotel Qatar Berharta Rp26 T

CNN Indonesia
Minggu, 19 Nov 2023 08:10 WIB
Sheiks Faisal bin Qassim Al Thani adalah salah satu orang terkaya di Qatar dan dunia. Kekayaannya mencapai US$1,7 miliar atau sekitar Rp26,14 triliun.
Sheiks Faisal bin Qassim Al Thani adalah salah satu orang terkaya di Qatar dan dunia. Kekayaannya mencapai US$1,7 miliar atau sekitar Rp26,14 triliun. (Basith Subastian/CNNIndonesia).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sheiks Faisal bin Qassim Al Thani adalah salah satu orang terkaya di Qatar dan dunia. Sumber kekayaannya berasal dari Al Faisal Holding yang menjadi salah satu penopang ekonomi Qatar terbesar.

Per Jumat (17/10), Forbes mencatat total kekayaan Faisal mencapai US$1,7 miliar atau sekitar Rp26,14 triliun (asumsi kurs Rp15.379 per dolar AS).

Konglomerat muslim ini menduduki peringkat ke-1.745 orang terkaya di dunia versi Forbes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari berbagai sumber, Faisal lahir di Doha, Qatar pada 1948. Ia masih memiliki hubungan kekerabatan jauh dengan dinasti penguasa Qatar, Al Thani.

Tak banyak informasi terkait masa kecil maupun orang tuanya.

Ketertarikan Faisal pada dunia bisnis terlihat sejak remaja. Faisal memulai bisnis jual-beli onderdil mobil di Doha pada 1964. Kala itu, ia masih berusia 16 tahun.

"Saat memulainya pertama kali, pasarnya tidak begitu besar dan persaingannya sengit sekali," ujarnya dalam salah satu wawancara dengan Forbes Middle East pada 2021 lalu.

Saat itu, Faisal hanya ingin usahanya menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar gaji pegawainya.

Berselang dua tahun, Faisal melebarkan sayap perusahaan ke Lebanon. Di Beirut ia menjalankan usaha biro perjalanan dan perdagangan.

Kemudian, pada 1969, Faisal mendapatkan hak eksklusif penjualan ban Bridgestone di Qatar. Pada tahun yang sama, ia merambah bisnis konstruksi dengan mendirikan Gettco Contracting (kini bernama Gettco Contruction) yang menjadi kontraktor sebagian besar proyek real estatnya hingga kini.

Tak puas, Faisal masuk ke bisnis farmasi dengan mendirikan jaringan apotek dan distributor obat-obatan Ebn Sina Medical pada 1971.

Selama tiga dekade selanjutnya, Faisal terus melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah berbagai sektor mulai dari pendidikan, manufaktur, transportasi, hingga ritel.

Pada 2001, Faisal mendirikan Aamal Company setelah mendapat suntikan modal US$820 juta. Aamal menjadi induk dari berbagai bisnisnya mulai dari perdagangan, farmasi, hingga real estat.

Aamal Company kemudian melantai di Bursa Efek Qatar pada 2007. Setelah itu, perusahaan merambah bisnis pendukung industri dengan memproduksi kabel, pipa, hingga semen. Per November 2023, kapitalisasi pasar Aamal Company mencapai US$1,41 miliar di mana Faisal mengempit 70 persen saham perusahaan.

"Sektor industri manufaktur Qatar mendapatkan keuntungan dari ketersediaan bahan mentah dan harga energi yang rendah, serta infrastruktur yang kuat untuk pelaksanaan proyek, termasuk jaringan transportasi lokal, regional, dan internasional yang canggih. Bersama-sama, faktor-faktor ini akan mendukung pertumbuhan Qatar di tahun-tahun mendatang dan meningkatkan daya saing," ujar Faisal dalam petikan wawancaranya dengan The Business Year pada 2022 lalu.

Di bisnis perhotelan, Faisal mendirikan Al Rayyan Tourism Investment Company pada 2003. Berkat tangan dinginnya, Faisal menjadikan Al Rayyan pemilik jaringan hotel swasta terbesar di Qatar.

Lewat Al Rayyan, Faisal membeli Hotel Maritim dan Grand Hyatt di Berlin masing-masing senilai US$210,6 juta dan US$136,3 juta pada 2013. Selang setahun, Al Rayyan juga mencaplok The Manhattan at Times Squares di AS seharga US$513 juta.

Setidaknya ada 34 hotel mewah yang tersebar di seluruh di dunia yang dimiliki Faisal, termasuk St Regis di Washington DC, AS; JW Marriot di Istanbul, Turki; hingga W Hotel di London, Inggris.

Saat ini, Faisal menduduki kursi Chairman Al Faisal Holding. Ia melakukan suksesi dengan mewariskan berbagai posisi penting di berbagai lini usahanya ke sepuluh orang anaknya.

Anak-anaknya juga merupakan pemegang saham kerajaan bisnisnya. Untuk menjaga keberlangsungan usaha, ia mengatur apabila anak-anaknya ingin melepas saham perusahaan, mereka harus mengikuti aturan yang ditetapkan dalam piagam dewan keluarga.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Pecinta Seni dan Budaya

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER