Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut pihaknya baru menarik utang Rp203,6 triliun per Oktober 2023. Ini kurang dari 30 persen dari yang diperbolehkan dalam APBN 2023.
Wanita yang akrab disapa Ani itu mengatakan sejatinya Kemenkeu bisa menarik utang Rp696,3 triliun sepanjang tahun ini. Namun, utang selama 10 bulan ini diklaim masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama di 2022, yakni mencapai Rp507,3 triliun.
"Makanya kalau kita lihat pembiayaan utang itu negative growth-nya sangat dalam mencapai 59,9 persen, turun cukup drastis. Artinya kita hanya merealisasi kurang dari 30 persen dari yang ada di UU APBN," pamernya dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual, Jumat (24/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ani merinci utang tersebut diambil dari dua sumber. Pertama, penerbitan surat berharga negara (SBN).
Ia mengatakan penerbitan SBN per Oktober 2023 hanya Rp185,4 triliun, padahal diperbolehkan hingga Rp712,9 triliun. Ani mencatat ini turun drastis hingga 62,9 persen dibandingkan tahun lalu yang menyentuh Rp500,3 triliun.
Kedua, utang yang bersumber dari pinjaman luar negeri. Ia mengakui memang sumber utang ini agak meningkat.
"Dari sisi pinjaman luar negeri kita dalam APBN memang diperkirakan turun. Namun, realisasinya mencapai Rp18,2 triliun atau naik dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp7 triliun," rincinya.
"Kita juga tahu higher for longer harus kita sikapi dengan pengelolaan yang lebih hati-hati sehingga issuance (penerbitan) harus ditentukan secara situasi sehingga tidak terekspos dengan suku bunga yang melonjak sangat tinggi, bahkan disertai volatilitas nilai tukar," tandas Ani.