Pertamina dan Fairatmos Kembangkan Proyek Karbon Berbasis Alam

Pertamina | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Des 2023 17:40 WIB
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) melakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Fairatmos. (Foto: Arsip Pertamina)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) melakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Fairatmos untuk berkomitmen dalam pengembangan proyek karbon di Indonesia yang berbasis pada Nature-based Solutions (NbS).

MoU ini ditandatangani pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab. Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dan Chief Executive Officer (CEO) Fairatmos, Natalia Rialucky.

Dannif mengatakan, dengan kerja sama ini pengembangan proyek karbon yang diusung akan memanfaatkan rangkaian teknologi monitoring dan reporting terkini yang sedang dikembangkan oleh Fairatmos.

"Kami sangat antusias dengan kerja sama strategis dengan Fairatmos. Ini bentuk komitmen yang mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target nationally determined contribution (NDC)," kata Dannif dalam keterangannya, Sabtu (2/12).

Kemudian, kata dia, kemitraan dengan Fairatmos juga membuka peluang untuk memperluas jangkauan pihaknya dalam mengembangkan proyek-proyek pengurangan emisi karbon yang inovatif.

"Kerja sama ini menjadi komitmen Indonesia untuk memimpin inisiatif sustainability yang berdampak secara global dimulai dengan partisipasi kami pada COP28 untuk menunjukkan komitmen ini," ujarnya.

Berdasarkan laporan yang ditulis Boston Consulting Group bersama Fairatmos yang berjudul Climate Technology in Southeast Asia: Key to Unlocking the World's Carbon Sink, Nature-based Solutions (NbS) atau Solusi Berbasis Alam, dapat secara signifikan berkontribusi terhadap usaha dalam mencapai net-zero emission.

Yakni dengan potensi mitigasi maksimal sebesar 21,7 Gt CO2e/tahun, atau mengurangi 60 persen emisi yang diproyeksikan pada tahun 2030. Dengan demikian, Indonesia berpotensi untuk menyumbang 67 persen dari total suplai kredit karbon dari Asia Tenggara.

Melalui kerja sama ini, Fairatmos dan Pertamina NRE akan bersama-sama mengembangkan dan mengimplementasikan proyek-proyek pengurangan emisi karbon berbasis alam.

Nantinya, kerja sama akan fokus dalam membangun teknologi dalam pengembangan pasar karbon. Masing-masing pihak akan menjajaki potensi kerja sama strategis, teknis, dan komersial secara kolaboratif. Agar dapat menciptakan ekosistem pasar karbon dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sekaligus menciptakan lingkungan yang semakin hijau.

Sementara CEO dan Founder dari Fairatmos, Natalia Rialucky menyebut, pengembangan proyek karbon yang berkualitas adalah salah satu bentuk kontribusi kami untuk mencapai target net zero emission.

"Dengan keunggulan teknologi remote sensing serta perangkat pendukung yang kami miliki, proyek karbon berbasis alam dari Pertamina dapat menjadi sebuah proyek yang unggul, berintegritas, transparan, dan berdampak baik bagi komunitas dan biodiversitas," ujarnya.

Penandatanganan MoU ini merupakan langkah penting dalam upaya Fairatmos dan Pertamina NRE untuk mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Kedua perusahaan berkomitmen untuk bekerja sama erat untuk mencapai tujuan bersama mereka.

(inh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK