Sementara itu, Direktur CELIOS Bhima Yudhistira menilai anggaran Rp400 triiliun untuk program makan siang masih terlalu besar dan bukan prioritas. Apalagi jika anggaran tersebut nantinya diambil dari realokasi anggaran bansos, kesehatan, dan pendidikan yang merupakan program prioritas nasional.
"Kecuali yang dilakukan adalah realokasi dari penghematan belanja perjalanan dinas, belanja gaji pegawai. Tapi meskipun realokasi dilakukan saya kira anggarannya tidak akan sebesar Rp400 triliun," katanya.
Bhima mengatakan Prabowo-Gibran harus menghitung dengan teliti anggaran makan siang gratis. Jangan sampai nantinya program itu justru menggangu anggaran untuk program prioritas nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bhima menilai jika anggaran program prioritas nasional terganggu demi makan siang gratis, dikhawatirkan yang terjadi adalah meningkatnya pembiayaan utang.
Penerbitan utang yang cukup masif, sambungnya, bisa mengakibatkan tekanan pada APBN, naiknya pajak bagi masyarakat, dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Bhima mengatakan jika program makan siang gratis memang ingin dilakukan maka harus dihitung secara bijak dan harus mendapat masukan dari publik.
"Meskipun kita tahu agenda makan siang gratis ini lebih ke agenda kampanye politik," katanya.