Ketua Exco Partai Buruh Jawa Barat, Suparno, menyampaikan semua serikat buruh dan buruh se-Jawa Barat (Jabar) mendukung pemenangan Partai Buruh. Hal tersebut ia utarakan dalam acara konsolidasi akbar serikat pekerja dan serikat buruh se-Jabar di Kota Bandung, Rabu (27/12).
Kegiatan ini dihadiri oleh Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, dan Sekjend Partai Buruh, Ferri Nuzarli. Turut hadir Ketua Umum FSPKEP KSPSI R Abdullah, Ketua Umum FSPTSK KSPSI Roy Jinto, Sekjend FSPMI Sabila Rosyad, dan Ketua SPN Iwan Kusmawan.
Di samping itu, Ketua SPN Jabar sekaligus Sekretaris Partai Buruh Exco Partai Buruh Dadan Sudiana, Ketua PPMI Jabar Lilik, serta Ketua FSPKEP Jabar Kris. Konsolidasi akbar ini dihadiri 1.500 buruh dari seribu tiga ratus pabrik se-Jabar.
"Serikat buruh yang hadir dalam konsolidasi akbar pemenangan Partai Buruh jumlah buruh beserta anggota keluarganya adalah 2 juta orang, oleh karena itu Partai Buruh di Jawa Barat menargetkan jumlah suara dari Jawa Barat adalah 2,5 juta orang," ujar Suparno.
Pada kesempatan ini, R Abdullah, menyampaikan selama ini buruh itu menjadi PNS alias Penitip Nasib Sejati. Artinya, buruh menitipkan suaranya ke partai milik orang lain.
Namun, saat ini buruh sudah memiliki partai sendiri, maka dalam pemilu mendatang tidak ada pilihan lain, buruh harus memilih Partai Buruh.
"Ini agar buruh tidak terus-menerus menjadi penitip nasib," tegasnya.
Sementara itu, Roy Jinto menegaskan bahwa buruh-buruh tekstil, sandang, dan kulit berkomitmen untuk memenangkan Partai Buruh. Menurutnya, kemenangan Partai Buruh akan memastikan lahirnya kebijakan yang berpihak pada kaum buruh.
"Bukan seperti sekarang, di mana aspirasi kaum buruh selalu saja diabaikan. Bahkan demo-demo besaran pun tidak pernah ditanggapi," tegasnya.
Sabila Rosyad mengatakan jika buruh berkuasa, maka rakyat akan sejahtera. Dia pun menekankan kesejahteraan itu tinggal selangkah lagi didapatkan.
"Kalau buruh memilih Partai Buruh, Insya Allah kesejahteraan bisa lebih mudah didapatkan. Karena buruh memegang kontrol atas pengambilan keputusan," tandasnya.
Di sisi lain, Dadan Sudiana mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan untuk memastikan target Partai Buruh di Jabar untuk mendapatkan minimal 7 kursi DPR RI, satu fraksi DPRD Provinsi Jabar, dan di setiap kabupaten/kota memiliki satu fraksi.
Hal tersebut selaras dengan penjelasan Said Iqbal yang menilai Jabar adalah kota penentu kemenangan Partai Buruh. Hal ini dikarenakan provinsi ini memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara dengan jumlah buruh formal kurang lebih 15 juta orang.
"Oleh karena itu, bagi Partai Buruh, Jawa Barat adalah battleground atau pertarungan sengit pemenangan Partai Buruh sebagai kota industri di Indonesia. Kemenangan Jawa Barat berarti kemenangan Indonesia. Dan dari survei internal Partai Buruh, elektabilitas sudah tembus 4,78 persen, di mana Jawa Barat menyumbang lebih dari 2 persen," ujarnya.
"Oleh karena itu, isu upah (revisi SK Gubernur tentang upah minimum 2024), hapus outsourcing, reforma agraria, tolak omnibus law UU Cipta Kerja dan lain-lain adalah isu utama bagi konstitusi Partai Buruh," lanjut dia.
Said Iqbal menegaskan, mogok nasional jutaan buruh juga sangat ditentukan oleh Keputusan Gubernur Jabar untuk merevisi SK penetapan upah minium. Ia juga optimis Partai Buruh Jawa Barat akan merebut 7 kursi DPR RI.
(adv/adv)