Deutsche Bank Bakal PHK 3.500 Karyawan hingga 2025

CNN Indonesia
Jumat, 02 Feb 2024 13:32 WIB
Bank asal Jerman Deutsche Bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebanyak 3.500 karyawannya.
Bank asal Jerman Deutsche Bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebanyak 3.500 karyawannya. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank asal Jerman Deutsche Bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebanyak 3.500 karyawannya. Jumlah itu merupakan 4 persen dari total jumlah tenaga kerja secara global.

Dilansir dari CNN Business, langkah ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi biaya sebesar 2,5 miliar euro atau sekitar Rp42,63 triliun (asumsi kurs Rp17.053 per euro Eropa) hingga 2025.

Pihak perusahaan mengatakan perusahaannya telah membuat kemajuan menuju target. Namun, mereka masih harus mencari penghematan sebesar 1,6 miliar euro atau sekitar Rp27,28 triliun. Beberapa di antara penghematan itu akan didorong oleh alur kerja yang 'disederhanakan dan diotomatisasi'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak perusahaan menambahkan sebagian besar posisi yang akan dikurangi adalah di bagian back office.

Deutsche Bank juga melaporkan laba sebelum pajak 2023 naik 2 persen dari tahun sebelumnya menjadi 5,7 miliar euro atau sekitar Rp97,17 triliun, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Namun, laba bersih turun 14 persen menjadi 4,9 miliar euro atau Rp83,53 triliun karena meningkatnya tagihan pajak.

"Kami telah mencapai pertumbuhan yang jauh di atas target dan mempertahankan fokus kami pada disiplin biaya sambil berinvestasi di area-area utama," kata CEO Deutsche Bank Christian Sewing.

Perusahaan melaporkan akan mengembalikan 1,6 miliar euro atau setara Rp27,26 triliun kepada para pemegang saham pada semester pertama melalui dividen dan pembelian kembali saham.

Faktanya, Deutsche Bank adalah perusahaan terbaru dari serangkaian pemberi pinjaman yang mengumumkan PHK dalam beberapa bulan terakhir. Selain Deutsche Bank, sejumlah perusahaan bank lain juga ingin mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.

Citibank mengatakan pada awal Januari bahwa mereka akan melakukan PHK terhadap 20 ribu karyawannya selama dua tahun ke depan demi menghemat US$2,5 miliar atau setara Rp39,17 triliun (asumsi kurs Rp15.671 per dolar AS) dalam jangka panjang.

Sementara itu, UBS juga melaporkan akan melakukan PHK terhadap 3.000 karyawannya di Swiss seiring dengan akuisisi Credit Suisse, dan akan ada lebih banyak pemangkasan di tempat lain.

Sementara di Inggris, Barclays, Lloyds dan Metro Bank telah mengumumkan PHK pada November silam.

Beberapa perusahaan bank telah mengutip peningkatan otomatisasi sebagai alasan untuk mengurangi jumlah staf. Pasalnya, kekhawatiran tumbuh atas dampak kemajuan kecerdasan buatan generatif terhadap pekerjaan.

Lloyds, misalnya, mengatakan bahwa mereka akan mengurangi beberapa posisi tertentu, namun tetap merekrut untuk posisi data dan teknologi.

Namun, perusahaan-perusahaan ini mungkin juga bersiap untuk menghadapi lingkungan bisnis yang lebih sulit karena dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian, yang menyebabkan meningkatnya kerugian atas pinjaman. Kemudian juga untuk mengantisipasi penurunan suku bunga yang akan datang, yang dapat menggerogoti margin bank.

Deutsche Bank sebelumnya telah meningkatkan provisi untuk potensi kredit macet sebesar 300 juta euro menjadi 1,5 miliar euro pada 2023, yang katanya mencerminkan "dampak yang terus berlanjut dari kondisi makroekonomi dan suku bunga."

Di sisi lain, ketika suku bunga turun, pinjaman menjadi kurang menguntungkan bagi bank.

[Gambas:Video CNN]



(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER