Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.623 per dolar AS pada Jumat (16/2) sore. Mata uang Garuda melemah tipis 1 poin atau minus 0,01 persen dari perdagangan sebelumnya.
Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp15.654 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak di zona hijau. Tercatat, bath Thailand menguat 0,1 persen, ringgit Malaysia 0,12 persen, rupee India 0,03 persen, peso Filipina 0,14 persen, dan yuan China 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, dolar Singapura melemah 0,02 persen, dolar Hong Kong minus 0,04 persen, dan won Korea Selatan minus 0,12 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju kompak ambruk. Franc Swiss melemah 0,14 persen, poundsterling Inggris minus 0,07 persen, dolar Australia minus 0,02 persen, euro Eropa minus 0,08 persen, dan dolar Kanada minus 0,1 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah tipis di tengah isu bank sentral AS (The Fed) yang tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
"Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa meskipun bank sentral telah membuat kemajuan dalam menurunkan inflasi, dia masih belum siap untuk menyerukan penurunan suku bunga," ucap Ibrahim dalam keterangan resmi.
Ibrahim berpendapat para pejabat The Fed tidak mau buru-buru menurunkan suku bunga acuan. Hal ini seiring dengan perekonomian AS, inflasi, dan pasar tenaga kerja masih kuat.