Sri Mulyani Ungkap Kebijakan Perdagangan Global Bukan Lagi Pasar Bebas
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan prinsip perdagangan global yang berlaku saat ini bukan lagi free trade atau pasar bebas, melainkan 'friendshoring'.
Hal ini ia ungkapkan saat menghadiri Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2024 pada Selasa (20/2) kemarin.
Dalam paparannya, ia menjelaskan bagaimana fragmentasi dunia sekarang telah menimbulkan pergeseran kebijakan rantai pasok, perdagangan, dan investasi global.
"Sehingga, prinsip yang berlaku bukan lagi free trade maupun free investment agreement, tetapi menjadi 'friendshoring' yang mengacu pada geopolitical consideration (pertimbangan geopolitik) atau di mana keberpihakan (dari sisi geopolitik) suatu negara," tulisnya dalam unggahan di Instagram resmi @smindrawati, dikutip Rabu (21/2).
Melansir World Economic Forum (WEF), friendshoring mengacu pada pengalihan rute rantai pasokan ke negara-negara yang dianggap aman secara politik dan ekonomi, atau berisiko rendah untuk menghindari gangguan terhadap arus bisnis.
Istilah perdagangan ini muncul saat krisis ekonomi yang terjadi baru-baru ini akibat berbagai guncangan terhadap perekonomian global. Hal ini termasuk pandemi covid dan invasi Rusia ke Ukraina.
Praktik friendshoring memicu kekhawatiran di dalam komunitas internasional mengenai kemungkinan fragmentasi geopolitik dan deglobalisasi ekonomi dunia lebih lanjut, serta menurunnya saling ketergantungan antara negara, institusi dan perusahaan global.
Salah satu contoh friendshoring yakni kebijakan pemerintah AS yang menekankan niatnya untuk mendapatkan komponen dan bahan baku dari negara-negara sahabat yang memiliki nilai bersama untuk meningkatkan keamanan produk dalam negeri.
"Daripada menjadi sangat bergantung pada negara-negara yang memiliki ketegangan geopolitik dan tidak dapat mengandalkan pasokan yang dapat diandalkan, kita perlu benar-benar mendiversifikasi kelompok pemasok kita," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menetapkan pendekatan baru terhadap perdagangan tahun lalu.
"Friendshoring berarti ... bahwa kita memiliki sekelompok negara yang memiliki kepatuhan yang kuat terhadap seperangkat norma dan nilai ... dan kita perlu memperdalam hubungan kita dengan para mitra tersebut dan bekerja sama untuk memastikan bahwa kita dapat memasok kebutuhan kita akan bahan-bahan penting," sambungnya.
Di tengah situasi ketidakpastian global tersebut, Sri Mulyani memastikan Indonesia masih tetap mampu menjaga perekonomiannya. Ekonomi Indonesia masih tumbuh sekitar 5 persen selama 8 kuartal berturut-turut, di mana pertumbuhannya juga diklaim merata di seluruh wilayah.
"Kita tetap optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2024 akan lebih baik, namun kita juga harus tetap waspada agar Indonesia bisa tetap maju dan terhindar dari jebakan middle income trap," tulis Sri Mulyani lebih lanjut.
Untuk itu, lanjutnya, APBN tahun ini masih akan tetap jadi instrumen andalan dalam melindungi masyarakat, melanjutkan berbagai agenda pembangunan, serta menjadi solusi untuk menjawab berbagai masalah struktural.