Hindari Kebiasaan Impulsif dengan Belanja Obligasi dan Reksa Dana BRI

BRI | CNN Indonesia
Senin, 26 Feb 2024 10:04 WIB
Perilaku belanja impulsif memiliki dampak negatif, khususnya apabila dilakukan terus-menerus. Salah satunya, dapat mengancam kesehatan finansial secara umum.
Ilustrasi belanja. (Foto: iStock/bunditinay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dengan kemajuan teknologi yang membuat berbelanja bisa dilakukan dari ruang makan keluarga, perilaku impulsive buying atau belanja impulsif pun meningkat.

Perilaku belanja impulsif sendiri adalah saat seseorang cenderung membeli sesuatu hanya berdasarkan keinginan dan tanpa pikir panjang. Biasanya, perilaku ini didasari semata oleh keinginan, tanpa menilik kebutuhan.

Terlebih, saat ini ada begitu banyak diskon dan penawaran, mendorong orang untuk membeli barang atas dasar keinginan dan bukan karena kebutuhan. Kebanyakan, mereka cenderung berpikir bahwa diskon atau penawaran tersebut belum tentu terjadi lagi di kemudian hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktanya, perilaku belanja impulsif memiliki sejumlah dampak negatif, khususnya apabila dilakukan terus-menerus. Salah satunya, Anda akan mengadakan pemborosan yang dapat mengancam kesehatan finansial secara umum.

Berikut adalah beberapa kondisi negatif yang bisa terjadi akibat berbelanja impulsif.

Barang Tidak Terpakai yang Tertumpuk

Kebiasaan belanja secara impulsif bisa menyebabkan banyak barang menumpuk di rumah. Karena belanja hanya didasarkan pada keinginan, barang-barang yang sudah dibeli biasanya hanya terpakai sekali-dua kali, sebelum kemudian tergeletak karena memang tak dibutuhkan.

Rentan Jeratan Pinjaman

Perilaku belanja impulsif bisa mendorong seseorang mengambil jalan pintas, yakni melalui pinjaman. Apabila dilakukan secara terus menerus dengan kemampuan finansial tidak mencukupi, pelaku bisa sewaktu-waktu terjerat pinjaman atau kredit.

Sulit Merencanakan Masa Depan

Tak mudah disadari, belanja impulsif cenderung membuat pelaku semakin boros. Tanpa berpikir panjang, kegiatan belanja dilakukan kapan saja, meski barang belanjaan itu tak dibutuhkan.

Tak jarang, kegiatan ini jadi bersinggungan dengan pos-pos keuangan lain, sehingga pelaku jadi kesulitan merencanakan keuangan untuk masa depan.

Investasi, Trik Jauhi Masalah Finansial Akibat Belanja Impulsif

Berbelanja tentu saja bukan hal salah. Tapi, akan jadi salah kalau belanja itu dilakukan terus-menerus tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan dan hanya mengandalkan keinginan.

Untuk itu, harus dipahami ulang definisi keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dengan demikian, kegiatan belanja bisa dibedakan antara dasar kebutuhan atau keinginan.

Salah satu cara efektif melakukannya adalah melalui skala prioritas sebelum membeli barang. Skala perencanaan keuangan itu bisa dibuat dengan alokasi 40 persen-30 persen-20 persen dan 10 persen.

Porsi 40 persen dapat untuk jenis kebutuhan rutin, akomodasi dan kebutuhan pokok lain. Sebanyak 30 persen untuk cicilan atau kredit dengan porsi kredit produktif harus lebih dari 15 persen.

Lalu, 10 persen untuk dana sosial atau bantuan lainnya, dan 20 persen untuk proteksi dan investasi antara lain melalui instrumen investasi yang ditawarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).

Sebagai salah satu lembaga keuangan tepercaya di Indonesia, BRI menyediakan sejumlah instrumen investasi melalui Layanan Wealth Management BRI.

Layanan Wealth Management BRI untuk Masa Depan yang Nyaman

Pada layanan Wealth Management, BRI menyediakan kemudahan mengelola aset, termasuk konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, proteksi, serta dana pensiun. Berikut adalah sejumlah instrumen investasi yang tersedia di Wealth Management BRI.

Reksa Dana

Beberapa jenis reksa dana yang tersedia pada layanan BRI Prioritas antara lain reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).

Reksa dana merupakan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI).

Obligasi Ritel

Obligasi Ritel (ORI) adalah Surat Berharga Negara (SBN). Obligasi dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual di pasar perdana dengan volume minimum yang telah ditentukan.

Obligasi Ritel (ORI) yang tersedia dalam layanan Wealth Management BRI adalah Obligasi Ritel seri ORI025-T3 dan ORI025-T6, seri terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah.

Nasabah BRI Prioritas dapat melakukan pembelian Obligasi Ritel melalui SBN di aplikasi BRImo. Sementara, unit Reksa Dana bisa didapatkan melalui UKER APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) BRI.

Berbagai instrumen investasi menjanjikan dan tepercaya pada layanan Wealth Management BRI dapat mendorong nasabah untuk tidak berbelanja impulsif, dan memilih mengalokasikan dana untuk kenyamanan finansial di masa mendatang.

(rea/rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER