Perusahaan aplikasi layanan jejaring sosial 'kencan', Bumble, akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 350 karyawan.
Dilansir Reuters, Rabu (28/2), langkah itu diambil setelah CEO Bumble Lidiane Jones melihat profit perusahaan yang tidak memuaskan di kuartal pertama lantaran turunnya minat beli dari penggunanya.
Perusahaan mengestimasi tanggungan maksimal US$25 juta atau sekitar Rp391 miliar (asumsi kurs Rp15.673 per dolar AS). Sebagian dana tanggungan itu akan diperoleh pada paruh pertama tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, perusahaan juga akan mengubah penawaran premium.
Analis Third Bridge Jamie Lumley mengungkapkan fokus perusahaan tertuju pada menghidupkan kembali pertumbuhan rata-rata pendapatan per pengguna dan melakukan ekspansi pasar di negara lain.
Dari keseluruhan rancangan, perusahaan melihat pertumbuhan pendapatan tahunan mereka senilai 8 hingga 11 persen.
Mereka berharap mendapat US$262 juta hingga US$268 juta atau sekitar Rp4 triliun pada kuartal ini.
Jumlah pengguna berbayar perusahaan naik jadi 4 juta pada kuartal IV 2023, dibandingkan 3,4 juta di 2022.
Namun, perusahaan hanya bisa mendapatkan US$273,6 juta atau Rp4,2 triliun pada kuartal terakhir tahun lalu, nyaris menyentuh dari prediksi analis sebesar US$275,3 juta atau Rp4,3 triliun.
Derita berlanjut, perusahaan juga mencatat kerugian sebesar 19 sen per saham, lebih besar dari analis yang memprediksi 12 sen per saham.
Uniknya, Match Group, lawan berat dari Bumble justru ingin fokus pada target baru, yaitu pengguna muda dengan trik pemasaran yang tajam.