Badan Pusat Statistik (BPS) ikut menyoroti kenaikan harga makanan di warung tegal (warteg) dan tempat makan sejenis lainnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan harga makanan di warteg terpotret dalam data BPS. Bahkan, kenaikan tersebut turut menyumbang inflasi.
"Harga makanan di warteg yang dapat digambarkan oleh komoditas nasi dengan lauk pauk. Jadi, ketika kita makan di manapun juga, tidak hanya di warteg, itu dengan komoditas namanya nasi dengan lauk pauk," jelasnya dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tercatat mengalami kenaikan (harga makanan di warteg Cs), jadi kita turut mendata juga, ini naik sebesar 0,30 persen. Jadi, ada andil inflasinya signifikan, yaitu 0,01 persen," sambung Habibullah.
Lihat Juga : |
Ia melaporkan inflasi Februari 2024 menyentuh 2,75 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,37 persen.
Mahalnya beras menjadi penyumbang utama inflasi di tanah air. Habibullah mengatakan inflasi secara tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,36 persen dan memberikan andil sebesar 1,79 persen terhadap inflasi umum.
Komoditas penyumbang inflasi secara yoy pada Februari 2024, antara lain beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang putih, dan gula pasir. Sementara andil inflasi dari komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau datang dari emas perhiasan, angkutan udara, dan biaya kontrak rumah.
Sedangkan komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan (month to month/mtm) adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1 persen dan andil 0,29 persen. Ia merinci di tingkat komoditas penyumbang inflasi mtm terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, dan daging ayam ras 0,02 persen
"Pada Februari 2024, komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32 persen dengan andil 0,21 persen. Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar, baik secara mtm, year to date (ytd), maupun yoy. Secara umum, kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi, sedangkan harga beras di 1 provinsi lainnya menunjukkan penurunan," jelasnya.
Bahkan, BPS mencatat harga beras pada bulan lalu menyentuh level tertinggi dalam sejarah. Harga beras di tingkat eceran menembus Rp15.157 per kg alias naik 19,28 persen secara tahunan.
Harga beras di level grosir ikut naik ke Rp14.398 per kg alias melesat 20,08 persen year on year (yoy). Sedangkan di tingkat penggilingan harganya meroket 24,65 persen secara tahunan menyentuh Rp14.274 per kg.
"Harga beras secara nasional yang dicatat adalah harga rata-rata dari berbagai jenis kualitas beras di seluruh kabupaten/kota indeks harga konsumen (IHK), di mana Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya," tandas Habibullah.