Amerika Serikat (AS) memberikan pendanaan hibah sebesar US$2 juta atau Rp31,27 miliar (kurs dolar 15.639 per dolar AS) untuk mendukung pengembangan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Kami akan memberikan dana hibah kepada Otorita Ibu Kota Nusantara untuk bantuan teknis yang akan mengembangkan desain rinci, spesifikasi teknis, dokumentasi pengadaan, dan strategi peningkatan kapasitas guna mendukung pengembangan infrastruktur prioritas kota pintar Nusantara," kata Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) Enoh T. Ebong, dikutip Antara, Kamis (7/3).
Ebong mengatakan pihaknya akan membantu dari segi persiapan proyek dengan memberikan analisis komprehensif untuk proyek infrastruktur prioritas dalam mencapai pembiayaan, termasuk membangun kemitraan dengan para pelaku industri AS yang akan berbagi pengetahuan terkait tantangan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melakukan ini dengan hibah kepada persiapan proyek yang merupakan pekerjaan tahap awal yang diperlukan dalam menentukan persyaratan teknis dan menarik pembiayaan serta investasi yang dibutuhkan," ucapnya.
Lihat Juga : |
Tak hanya itu, USTDA akan memboyong sejumlah delegasi dari Indonesia ke kota-kota di AS seperti eperti New York, Texas, dan California untuk bertemu dengan para ahli infrastruktur dan ahli kebijakan untuk memperkuat dan mengatasi tantangan infrastruktur yang dihadapi negara berkembang.
Sementara itu, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan kerja sama dengan USTDA berfokus pada pengembangan teknologi. Ia mencontohkan pembangunan teknologi di pusat komando dan kendali dalam mengendalikan kota Nusantara, baik dari segi dampak iklim, sirkulasi transportasi, dan sebagainya.
"Jadi kerja sama dengan USTDA ini pertama untuk investasi jadi ada beberapa investor yg mereka coba untuk jajaki dengan kita dan kedua tentang pengembangan kapasitas pengetahuan untuk hal-hal yang sifatnya teknologi terbaru," tambah dia.
Ia menambahkan dukungan dalam bentuk investasi penting buat IKN. Pasalnya pembangunan IKN hanya didanai 20 persen dari APBN, sedangkan sisanya dari swasta.
Pembangunan IKN, sambungnya, juga membutuhkan pengetahuan termasuk dari AS yang terdepan dalam teknologi.
"Dan jaringan, bukan hanya jaringan akademisi dalam membantu dari sisi pengetahuan tapi juga jaringan, pemasok atau supplier dan kami juga paham AS merupakan salah satu juara dalam hal ini. Itulah kenapa kami bekerjasama dengan USTDA," tutur Bambang.
(fby/pta)