Ambruk Bareng Mata Uang Asia, Rupiah Jatuh ke Rp15.718
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.718 per dolar AS pada Selasa (19/3). Mata uang Garuda melemah 27 poin atau minus 0,17 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.712 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Mata uang di kawasan Asia juga kompak layu. Yuan China jatuh 0,01 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, rupee India minus 0,08 persen, dan baht Thailand ambruk 0,21 persen.
Lalu, dolar Singapura amblas 0,22 persen, ringgit Malaysia minus 0,31 persen, won Korea Selatan jatuh 0,46 persen, peso Filipina layu 0,66 persen, dan yen Jepang jatuh 0,73 persen.
Mata uang negara maju juga serempak jatuh. Poundsterling Inggris turun 0,25 persen, euro Eropa ambruk 0,18 persen, franc Swiss merosot 0,21 persen, dolar Kanada melemah 0,24 persen, dan dolar Australia minus 0,70 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang regional pada umumnya melemah terhadap dolar AS. Walau, The Fed diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan mereka pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) besok.
"Investor mengantisipasi perubahan pada statement The Fed ke nada yang lebih hawkish menyusul data harga consumer price index (CPI) dan producer price index (PPI) AS yang lebih kuat dari perkiraan. Ini menurunkan prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada Juni menjadi hanya 55 persen," katanya kepada CNNIndonesia.com.
(skt/pta)