Bos-bos Bank BUMN Prediksi Era Suku Bunga Tinggi Mereda Tahun Ini
Direktur utama sejumlah bank badan usaha milik negara (BUMN) memproyeksi badai suku bunga tinggi bakal mereda pada tahun ini.
Direktur Utama BRI Sunarso menilai bank-bank sentral bakal mulai menurunkan suku bunga acuan pada akhir semester I 2024.
"Prediksi kami akan segera berakhir suku bunga tinggi ini di akhir semester I. Ini yang perlu kita nanti respons," katanya dalam rapat dengar Bank Himbara dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/3).
Menurut Sunarso, saat suku bunga acuan bank sentral mulai turun, maka volatilitas di pasar pun bakal berkurang.
Di sisi lain, ia mengingatkan semua pihak mewaspadai resesi di Jepang dan Inggris. Pasalnya, hal ini bisa berdampak pada kondisi sektor riil di Tanah Air.
"Ternyata elastisitas pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Jepang itu masih tinggi. Artinya, kalau terjadi gejolak di Jepang, kita juga pengaruhnya signifikan," jelas Sunarso.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi memproyeksi penurunan suku bunga acuan baru bisa terjadi pada semester II tahun ini.
Ia juga memprediksi suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) bakal berada di level 5 persen pada tahun ini.
"Di tahun ini yang kira-kira suku bunga acuan pada tahun 2024 ini akan berada pada level 5,5 persen pada akhir tahun," jelas Darmawan.
BI sendiri masih menahan suku buka acuan atau BI Rate pada level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Februari 2024 lalu.
Adapun suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah, serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen.
Setali tiga uang, bank sentral AS (The Fed) juga saat ini masih menahan suku bunga acuan di level 5,25 persen hingga 5,50 persen. Keputusan ini diambil lantaran belum yakin inflasi bisa menyentuh target 2 persen, meski saat ini mulai melandai.
The Fed juga memberi sinyal suku bunga acuan tak bakal turun dalam waktu dekat.
(mrh/pta)