Petualangan Al-Waleed di bidang perbankan terus berlanjut. Pada 1990-1991, ia mengakuisisi saham raksasa keuangan Citicorp yang kala itu sedang mengalami krisis besar. Pada tahap awal, total ia membeli 4,9 persen saham Citicorp dengan harga US$207 juta.
Pada tahap selanjutnya, ia meningkatkan kepemilikan sahamnya di grup itu sebanyak 10 persen dengan harga US$590 juta. Kembali, langkah itu kembali berbuah manis.
Citicorp berhasil pulih menjadi lembaga keuangan terkemuka di dunia. Hingga pada 1998, Citicorp bersama Travelers Group membentuk Citigroup. Hal itu membuat pundi-pundi kekayaan Al-Waleed makin melesat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu Al-Waleed makin berkibar dan mengembangkan jangkauan bisnisnya ke banyak sektor seperti perhotelan, media, media sosial, hiburan, pendidikan dan kesehatan. Di bidang media, Al Waleed menjadi pemegang saham terbesar kedua di 21st Century Fox.
Di bidang perhotelan dia memiliki Fours Seasons Hotel George V Paris.
Nah, karena kiprahnya itu, majalah Time menjulukinya sebagai Warren Buffet dari Arab.
Pada 2022, penguasaan sahamnya di Kingdom Holding tergerus menjadi 78 persen usai Public Investment Fund/PIF) Arab Saudi masuk.
PIF merupakan yayasan kekayaan negara Arab Saudi, yang kini dikendalikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
PIF yang mengelola aset senilai lebih dari US$600 miliar. Yayasan ini merupakan inti dari agenda ambisius penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, untuk mendiversifikasi perekonomian dari minyak.
Nah, pada Mei 2022, Al-Waleed sepakat menjual 16,87 persen saham miliknya ke PIF. Yayasan kekayaan Arab itu membeli 625 juta lembar saham senilai 5,68 miliar riyal atau setara Rp24 triliun.
Harga saham pada kesepakatan itu adalah harga terendah pada penutupan bursa kala itu.
Kini, Al-Waleed tercatat menguasai 78,13 persen Kingdom Holding, PIF 16,86 persen, dan La Française Asset Management SAS 0,8 persen.
Berdasarkan rumor, kesepakatan itu terjadi usai Al-Waleed terseret dalam gerakan antikorupsi yang diperintahkan Putra Mahkota empat tahun lalu.
Gerakan bersih-bersih ni menjerat para crazy rich dan pejabat politik. Pada 2017, pihak berwenang Saudi menahan Al-Waleed bersama dengan lusinan pangeran, pemimpin bisnis dan pejabat lainnya.
Penahanan dilakukan terkait penyelidikan kasus korupsi. Namun, tidak jelas kasus korupsi apa yang dituduhkan kepadanya meski tak dijelaskan apa kasusnya.
Mereka ditahan selama hampir tiga bulan di Ritz-Carlton Riyadh, lalu berakhir pada Januari 2018. Sebagian besar tahanan dibebaskan setelah mencapai penyelesaian keuangan. Pangeran Alwaleed mengatakan pada Maret 2018 bahwa dia telah mencapai kesepakatan rahasia dengan pemerintah.
Al-Waleed mengatakan penahanannya terjadi karena masalah kesalahpahaman. Tak ayal, tidak ada dakwaan yang dikenakan terhadapnya sampai ia bebas.
Banyak yang percaya penyerahan saham Kingdom Holding ke PIF adalah tukar guling pembebasan Al-Waleed dari kasus yang menjeratnya.
(pta/agt)