Nestle Klaim Sukses Turunkan 11 Persen Kadar Gula di Produk Bubur Bayi

CNN Indonesia
Jumat, 19 Apr 2024 07:35 WIB
Nestle mengklaim berhasil mengurangi 11 persen gula tambahan pada produk bubur bayi di seluruh dunia.
Nestle Dilaporkan Tak Transparan soal Kandungan Gula Tambahan. (Foto: iStockphoto/dragana991)

Ia mengungkapkan jumlah gula tambahan pada produk Nestle seringkali tak diungkapkan ke publik. LSM asal Swiss itu mengklaim tak ada informasi soal gula tambahan dalam keterangan nutrisi di kemasan produk tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian pada 115 produk yang dijual Nestle di pasar utamanya, meliputi Afrika, Asia, dan Amerika Latin, 108 produk Cerelac atau 94 persen terbukti mengandung tambahan gula.

Rata-rata gula tambahan itu mencapai 4 gram per produk. Bahkan, ada 7,3 gram gula tambahan per porsi pada produk yang dijual di Filipina untuk bayi enam bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merupakan volume tertinggi gula yang ditambahkan ke suatu produk. Persentase kandungan gula tertinggi kedua terjadi pada produk Nestle di Nigeria. Total kandungannya mencapai 6,8 gram.

Sementara itu persentase tertinggi ketiga diduduki oleh produk Nestle yang dijual di Senegal dengan kandungan 5,9 gram.

Sedangkan untuk produk susu bubuk yang ditujukan untuk balita berusia satu hingga tiga tahun, rata-rata kandungan gulanya mencapai 2 gram per porsi.

Kandungan gula tertinggi tercatat untuk produk susu yang dijual di Panama. Tercatat kandungan gulanya mencapai 5,3 gram.

Sedangkan kandungan gula tertinggi kedua dan ketiga ditempati Nikaragua dan Meksiko dengan jumlah 4,7 gram gula per porsi dan 1,8 gram.

"Gula tidak boleh ditambahkan ke makanan yang diberikan kepada bayi dan anak kecil karena tidak diperlukan serta sangat membuat ketagihan," komentar Ahli Epidemiologi di Departemen Nutrisi Universitas Federal Paraiba Brasil Rodrigo Vianna.

"Anak-anak (yang) terbiasa dengan rasa manis mulai mencari makanan yang lebih manis. Ini memulai siklus negatif yang meningkatkan risiko gangguan gizi di masa dewasa, termasuk obesitas dan penyakit tidak menular kronis lainnya, seperti diabetes atau darah tinggi," wanti-wanti sang profesor.

Pada 2022 lalu, WHO melarang penambahan gula dan pemanis pada produk makanan untuk bayi serta anak di bawah usia tiga tahun. Mereka mendesak industri terkait untuk proaktif dan mendukung kesehatan masyarakat dengan memformulasi ulang produk makanan bayi yang dijual.

(mrh, skt/pta)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER