Rapat antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan sejumlah pejabat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) membahas rupiah hingga nasib APBN 2025 yang akan dikelola presiden berikutnya, Prabowo Subianto.
Sri Mulyani dkk melapor ke Jokowi tentang pembahasan APBN 2025 di DPR. Mereka membahas beberapa poin yang telah disepakati, mulai dari asumsi makro hingga defisit APBN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Forum KSSK juga menyampaikan kepada Bapak Presiden berbagai perkembangan terkini dinamika market juga dari sisi perkembangan pembahasan APBN kita dengan DPR karena kita dalam penyusunan RAPBN 2025," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/6).
Sri Mulyani menjelaskan beberapa asumsi makro yang telah disepakati adalah pertumbuhan ekonomi 5,1-5,5 persen, inflasi 1,5-3,5 persen, dan nilai tukar rupiah Rp15.300-15.900 per dolar Amerika Serikat.
Lalu ada suku bunga SBN 6,9-7,2 persen, harga minyak 80-85 dollar AS per barel, lifting minyak 600-605 ribu barel per hari, lifting gas 1.003.000 sampai 1.047.000 barel ekuivalen minyak per hari.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus berkomunikasi dengan tim utusan Prabowo dalam merumuskan APBN 2025.
"Mengenai program-program baru sampai hari ini kita akan berkoordiansi dengan tim Pak Prabowo untuk bisa mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan anggaran maupun mekanisme pelaksanaan program tersebut," ujar Sri Mulyani.