Harga Minyak Mentah Bangkit Imbas Perang Rusia-Ukraina Makin Panas

CNN Indonesia
Senin, 18 Nov 2024 11:12 WIB
Harga minyak mentah dunia naik tipis pada Senin (18/11) setelah perang Rusia-Ukraina meningkat di akhir pekan. (Foto: iStock/bomboman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan Senin (18/11) setelah perang antara Rusia dan Ukraina meningkat di akhir pekan.

Namun kenaikan ini dibatasi kekhawatiran tentang turunnya permintaan bahan bakar di China, yang merupakan konsumen terbesar kedua dunia, serta perkiraan surplus minyak global.

Minyak mentah berjangka Brent naik 20 sen atau 0,3 persen menjadi US$71,24 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada US$67,11 per barel usai naik 9 sen atau 0,1 persen.

Pekan lalu, Brent dan WTI merosot lebih dari 3 persen karena data menunjukkan lemahnya permintaan minyak dari Tiongkok, diperparah dengan data Badan Energi Internasional yang memperkirakan pasokan minyak global akan melebihi permintaan lebih dari 1 juta barel per hari pada tahun depan, bahkan jika pemotongan tetap dilakukan oleh OPEC+.

Kemarin (17/11), Presiden AS Joe Biden telah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang jauh ke Rusia. Hal itu diungkap dua pejabat AS dan sumber yang mengetahui keputusan tersebut.

Di sisi lain, Rusia belum memberikan tanggapan. Namun, Kremlin pernah memperingatkan bahwa mereka akan melihat langkah pelonggaran batasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina sebagai eskalasi besar perang.

"Biden yang mengizinkan Ukraina menyerang pasukan Rusia di sekitar Kursk dengan rudal jarak jauh mungkin akan membuat geopolitik membayangi minyak. Karena ini merupakan eskalasi ketegangan di sana, sebagai tanggapan terhadap pasukan Korea Utara yang ikut campur," kata analis pasar IG Tony Sycamore dikutip Reuters.

Kemarin, Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya ke Ukraina dalam tiga bulan terakhir. Serangan ini menyebabkan kerusakan parah pada sistem kelistrikan Ukraina.

Rusia juga telah memberi tahu Austria bahwa mereka akan menghentikan pengiriman gas melalui Ukraina.

Di Rusia, setidaknya tiga kilang harus menghentikan pemrosesan atau mengurangi produksi karena kerugian besar di tengah pembatasan ekspor, kenaikan harga minyak mentah, dan biaya pinjaman yang tinggi, menurut lima sumber industri.

(pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK