Minyak Melesat 3 Persen Gara-gara Biden

CNN Indonesia
Selasa, 19 Nov 2024 09:08 WIB
Harga minyak naik lebih dari US$2 per barel pada Senin (18/11) usai Presiden AS Joe Biden merestui Ukraina menyerang Rusia dengan senjata buatan AS.
Harga minyak naik lebih dari US$2 per barel pada Senin (18/11) usai Presiden AS Joe Biden merestui Ukraina menyerang Rusia dengan senjata buatan AS. (iStock/zorazhuang).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak naik lebih dari US$2 per barel pada Senin (18/11) setelah berita bahwa produksi minyak mentah di ladang minyak Johan Sverdrup di Norwegia telah dihentikan.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent menetap pada US$73,30 per barel, naik US$2,26 atau 3,2 persen. Sementara Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menetap di US$69,16 per barel, naik US$2,14 atau 3,2 persen.

Produksi ladang minyak Johan Sverdrup di Norwegia dihentikan imbas pemadaman listrik yang terjadi di daerah tersebut. Analis menyebut penghentian produksi ladang minyak terbesar di Eropa Barat itu memberikan angin segar kepada harga minyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga minyak melanjutkan kenaikannya di tengah berita pemadaman listrik, yang mengindikasikan kemungkinan pengetatan pasar minyak mentah di Laut Utara," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Selain sentimen itu, minyak juga mendapatkan angin segar dari pengurangan produksi di Ladang minyak terbesar di Kazakhstan, Tengiz, yang dioperasikan oleh perusahaan besar Amerika Chevron (CVX.N) sebesar 28-30 persen karena perbaikan

Analis menyebut kondisi itu makin memperketat pasokan minyak global sehingga harganya makin terdongkrak. 

Minyak yang sejatinya masih mendapatkan sentimen positif dari ketegangan yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Ketegangan antara Rusia dengan Ukrainan diketahui memanas kembali usai pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia. 

"Biden mengizinkan Ukraina untuk menyerang pasukan Rusia di sekitar Kursk dengan rudal jarak jauh mungkin akan berdampak pada upaya geopolitik yang berdampak pada minyak, karena ini merupakan peningkatan ketegangan di sana sebagai respons terhadap keterlibatan pasukan Korea Utara," kata analis pasar IG Tony Sycamore. .

[Gambas:Video CNN]



(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER