Harga minyak mentah dunia anjlok pada perdagangan awal Selasa (26/11) usai terbuka potensi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Pasalnya, konflik keduanya selama ini membebani premi risiko minyak.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 28 sen atau 0,38 persen menjadi US$72,73 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada pada US$68,62 per barel usai turun 32 sen atau 0,46 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemarin, kedua harga acuan ditutup turun US$2 per barel menyusul laporan bahwa milisi Hizbullah Lebanon dan Israel telah menyetujui persyaratan kesepakatan untuk mengakhiri konflik, yang memicu aksi jual minyak mentah.
"Gencatan senjata di Lebanon mengurangi kemungkinan bahwa pemerintahan AS yang baru akan mengenakan sanksi ketat pada minyak mentah Iran," kata analis ANZ dikutip Reuters.
Iran, yang mendukung Hizbullah, adalah anggota OPEC dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3 persen dari produksi global.
Para analis menilai jika pemerintahan Donald Trump mendatang kembali ke janji kampanyenya untuk memberikan tekanan maksimum pada Teheran, maka ekspor minyak Iran dapat menyusut hingga 1 juta barel per hari. Hal ini bakal memperketat arus minyak mentah global dan menyebabkan harganya naik.
Di sisi lain, OPEC+ mungkin mempertimbangkan untuk mempertahankan pemotongan produksi minyak. Hal ini akan semakin melambungkan harga minyak.
(pta)