ANALISIS

4 Bahaya Intai Ekonomi RI dari Kobaran Perang Dagang Trump ke China Cs

Lidya Julita Sembiring | CNN Indonesia
Kamis, 28 Nov 2024 07:35 WIB
Perang dagang yang disulut Donald Trump lewat tarif impor tinggi ke China Cs turut membahayakan Indonesia. Sektor manufaktur paling terpukul.
Industri Tekstil Makin Terpukul. (Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Ketiga, dampak lain yang harus diwaspadai Indonesia dari kebijakan Trump adalah banjirnya produk China masuk ke dalam negeri. Sebab, apabila barang Beijing masuk AS, maka dalam negeri akan menjadi sasaran untuk produk ekspor mereka.

"Mau tak mau, Indonesia akan menjadi sasaran empuk bagi produk-produk China. Hal ini akan semakin mematikan industri manufaktur Indonesia dan akan semakin memukul kelas menengah Indonesia," imbuhnya.

Keempat, ada kemungkinan Trump juga akan mencabut keistimewaan produk-produk Indonesia yang masuk ke Amerika. Dengan demikian, produk dalam negeri akan kalah saing sehingga kinerja ekspor ke negeri Paman Sam tersebut akan terjun bebas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penerapan harga preferensial atau GSP (Generalized System of Preferences) untuk produk-produk dari negara berkembang, termasuk Indonesia, membuat harga jual produk Indonesia di Amerika menjadi kompetitif, karena pengenaan tarif masuk yang rendah," kataRonny.

"Nah, jika Trump mencoba menghentikan GSP untuk Indonesia, karena satu dan lain hal, maka mau tak mau ekspor Indonesia ke negara paman sam berpotensi terjun bebas, lalu akan mengurangi kontribusi ekspor pada pertumbuhan ekonomi nasional," tegasnya.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan berkaca pada perang dagang jilid I, maka kemungkinan besar dampak yang terjadi di jilid II tak jauh berbeda.

Menurutnya, saat perang dagang pertama, dampak ke Indonesia tidak baik atau negatif. Sebab, investasi atau perdagangan yang masuk ke Indonesia dari China atau AS tidak besar.

"Dari trade war jilid pertama kemarin, Indonesia tidak terlalu mendapatkan keuntungan baik dari sisi relokasi investasi atau trader version, ini sedikit sekali yang masuk ke Indonesia dibanding misalnya masuk ke Meksiko, ke Vietnam atau ke Taiwan. Kenapa bisa demikian? karena Indonesia ini juga tidak terlalu banyak produk yang kemudian siap menjadi alternatif untuk produk-produk AS dan China," jelasnya.

Selain itu, iklim investasi di Tanah Air juga memang tidak terlalu menarik sehingga ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar itu tidak membawa keuntungan bagi Indonesia.

Sementara itu, untuk sektor yang bakal terdampak, Riefky melihat utamanya adalah tekstil. Di mana kondisinya saat ini masih belum pulih, sehingga betul-betul bisa makin hancur.

"Sektor mana yang akan terdampak, nampaknya cukup seragam ya. Sektor-sektor yang memang tingkat perdagangan globalnya tinggi, tekstil, karet, pakaian dan berbagai macam produk dan komoditas ini akan cukup terdampak," terangnya.

Oleh sebab itu, Riefky menilai harusnya pemerintah sudah siap untuk perang dagang jilid II ini. Misalnya memperbaiki iklim investasi hingga meningkatkan standar produk agar bisa menjadi pengganti.

"Tentu Indonesia harus meningkatkan kesiapannya dari iklim investasi, lalu kemudian membuka arus perdagangan karena Indonesia ini cukup protektif baik dari sisi perdagangan sampai investasi. Nah ini kita harus lebih open agar kemudian windfall atau spill off dari trade war antara AS dan China bisa masuk ke Indonesia," pungkasnya.

(pta)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER