Sementara itu, Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda punya saran berani yang sangat bisa dipertimbangkan Prabowo. Ia menegaskan penghematan APBN seharusnya dimulai dengan mengurangi personel Kabinet Merah Putih.
"Dimulai dengan meniadakan wakil menteri. Salah satu pos yang menurut saya tidak berguna adalah wakil menteri, bahkan ada yang punya wakil menteri sampai tiga orang. Useless!" tegas Huda.
"Kemudian, sisir tenaga ahli yang tidak diperlukan, terutama di tempat-tempat yang selama ini menjadi 'tempat pensiun' pejabat negara. Jabatan-jabatan seperti itu yang harusnya diefisiensikan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Huda mengkritik salah kaprah Prabowo Cs yang berpotensi merusak pelayanan publik dan keperluan masyarakat luas. Muaranya adalah dampak negatif untuk perekonomian tanah air.
Jangan harap Prabowo bisa membawa ekonomi Indonesia terbang ke 8 persen. Huda menilai pemangkasan anggaran brutal yang tak cermat justru membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mandek, bahkan sulit mencapai 5 persen.
Sisir terlebih dahulu program-program yang memang tidak sesuai dengan anggarannya. Lalu, ia menyarankan proses evaluasi dan mempertimbangkan dampak yang terjadi jika dilakukan efisiensi.
"Jika terasa dampak negatifnya terlampau besar, ya ada adjustment untuk menolak efisiensi anggaran. Karena jika terkait dengan pelayanan publik, publik juga yang akan terkena dampak negatifnya," kata Huda.
"Kita dukung efisiensi anggaran untuk program yang memang tidak berdampak, seperti IKN dan program infrastruktur proyek strategis nasional (PSN). Tapi untuk pelayanan publik dan keperluan masyarakat luas, saya harus bilang jangan dikurangi," imbuhnya.
Huda menegaskan masih banyak program yang sebenarnya tidak perlu duit besar, tapi mendapatkan anggaran jumbo. Perencanaan anggaran semacam ini menghasilkan anggaran yang tidak efisien.
Di lain sisi, ada program yang butuh sokongan dana besar tak disetujui pimpinan negara. Ini menunjukkan ketidaksinkronan antara program dengan anggaran yang didapatkan K/L.
"Alih-alih program bagus berjalan, tapi yang jalan adalah program yang jelek secara perencanaan dan implementasinya," tandasnya.