Respons Luhut soal Ekspor Listrik ke Singapura Masih Tertahan

CNN Indonesia
Kamis, 20 Feb 2025 12:26 WIB
Luhut menyebut ekspor listrik ke Singapura sudah proses pengambilan keputusan, termasuk memperhatikan kepentingan nasional. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan proses perizinan ekspor listrik ke Singapura yang kini masih tertahan dan masih dikaji Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Ekspor listrik ke Singapura mendapat izin saat Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada era Presiden ke-7 Joko Widodo.

"Ekspor itu (listrik ke Singapura) sudah kita lalui suatu proses pengambilan keputusan, di mana kita juga sangat memperhatikan kepentingan nasional," ucapnya usai Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Soehana Hall, Jakarta Selatan, Kamis (20/2).

Luhut menegaskan Kemenko Marves saat itu tetap mengutamakan kebutuhan listrik di dalam negeri. Misal, jika pembangunan Data Center di Indonesia memerlukan green energy.

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) itu juga tak banyak bicara soal kebijakannya yang ditahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Luhut mempersilakan koleganya di Partai Golkar itu untuk menelaah lebih lanjut rencana ekspor listrik.

"Ya, silakan saja dilihat (kebijakan ekspor listrik di era Menteri ESDM Bahlil Lahadalia)," tegasnya.

Ekspor listrik bersih ke Singapura sebenarnya sudah dibicarakan sampai di level pimpinan kedua negara. Presiden ke-7 Jokowi sempat bertemu Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong dalam Leaders's Retreat di Istana Bogor, Jawa Barat pada April 2024 untuk membahas ekspor listrik.

Indonesia dan Singapura juga telah meneken MoU terkait listrik pada September 2023. Negeri Singa itu butuh listrik rendah karbon sebanyak 4 gigawatt sampai 2035, separuhnya alias 2 gigawatt bakal dipenuhi dari Indonesia.

Semenjak Bahlil menduduki posisi menteri ESDM pada Agustus 2024, ia mengkaji ulang rencana ekspor listrik. Ia menegaskan Indonesia harus jadi lokomotif Asean, bukan pengikut.

"Isu green ini kemudian menjadi isu geopolitik, tidak hanya isu nasional, (melainkan) isu geopolitik karena orang bicara tentang industri manufaktur. Foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Asia Tenggara secara sektor keuangan yang paling terbesar itu adalah Singapura, tapi FDI untuk sektor manufaktur terbesar itu Indonesia," jelasnya dalam kumparan Green Initiative Conference pada September 2024.

"Nah, ini terjadi isu besar, ekspor listrik ke luar negeri. Bagi saya, saya pakai konsekuensi perdagangan bebas, itu gak ada masalah. Tapi kita harus berhati-hati dalam menolaknya. Jangan senjata kita kasih kepada orang untuk orang hajar kita," wanti-wanti Bahlil.

(skt/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK